RADARRIAUNET.COM - Markas Besar Polri menyelidiki benar atau tidaknya informasi yang menyebut ada sejumlah guru berhenti mengajar karena takut kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah.
"Kami selidiki lebih lanjut, tapi belum disimpulkan. Karena guru ini posnya di mana, apakah bersinggungan dengan kelompok teroris, harus dicek," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Selasa (7/6).
Menurut Boy, sejauh ini Poso masih terkendali dan kecil kemungkinan ancaman teroris merambah hingga ke masyarakat.
Ancaman teroris di kawasan itu diyakini hanya berada di titik-titik yang digunakan kelompok pimpinan Santoso alias Abu Wardah untuk beraktivitas.
"Tapi kalau memang dari Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan) ada informasi, kami pelajari, bisa di-share," kata Boy.
Informasi soal guru berhenti mengajar karena teroris itu sebelumnya disampaikan oleh Anies usai mengikuti rapat penyelesaian kasus Poso di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, akhir pekan lalu.
Anies mengaku belum menerima informasi rinci soal itu. Anak buahnya juga belum memberi laporan. Oleh karena itu ia merasa perlu untuk mengecek langsung ke lapangan.
"Saya akan cek lapangan, apakah benar guru meninggalkan sekolah (karena teroris)," ujar Anies.
Meski guru di daerah bukan pegawai Kemendikbud, namun Anies merasa perlu untuk meninjaunya.
Selama ini, setahu Anies, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso beroperasi di hutan. Sementara sekolah letaknya di kawasan pemukiman. Oleh sebab itu ia menilai perlu ada pengecekan langsung.
cnn/radarriaunet.com