RADARRIAUNET.COM - Departemen Imigrasi Malaysia menemukan elemen sabotase dalam Sistem Imigrasi Malaysia (myIMMs) sejak 2010 lalu.
Hal ini terungkap ketika Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia, Sakib Kusmi, menjawab pertanyaan mengenai isu terkait yang dilontarkan oleh Wakil Perdana Menteri, Ahmad Zahid Hamidi, Kamis (26/5).
Menurut Sakib, aktivitas rahasia itu sudah mencapai tingkat serius hingga memerlukan aksi keras.
"Departemen sudah mengidentifikasi orang yang terlibat, tapi penyelidikan masih dilakukan dan hasilnya akan diumumkan ketika waktunya tiba," ujar Sakib seperti dikutip kantor berita Malaysia, Bernama.
Tanpa menjabarkan lebih lanjut jumlah orang yang terlibat, ia memastikan bahwa para pelaku akan ditangani sesuai dengan aturan bagi pelayan publik. Hingga kini, proses penyelidikan masih berlangsung dengan bantuan dari kepolisian.
Pada Selasa (24/5), satuan tugas yang dikepalai oleh Menteri Dalam Negeri, Alwi Ibrahim, dibentuk untuk menyelidiki lebih lanjut implementasi dari sistem imigrasi tersebut.
Alwi mengatakan bahwa sekarang ini tim tersebut sedang mengumpulkan dokumen untuk mengidentifikasi kelemahan dari penerapan sistem imigrasi itu.
Rangkaian penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari Laporan Auditor Umum 2015 yang menyebutkan bahwa myIMMs tidak cukup berfungsi sesuai dengan tujuannya untuk membantu operasi utama Departemen Imigrasi.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa fasilitas biometrik seharga RM10,3 juta atau setara Rp34,3 miliar sudah disediakan untuk sistem myIMMs guna mendeteksi warga Malaysia dan asing di titik masuk negara. Namun, fasilitas itu tidak dipasang maupun digunakan.
cnn/radarriaunet.com