RADARRIAUNET.COM - Berbeda dengan film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC), film AADC 2 memilih Kota Yogyakarta sebagai lokasi utama syuting. Produser AADC2, Mira Lesmana, menyatakan bahwa kota ini sangat sesuai dengan keadaan geng Cinta yang sedang reuni.
Yogyakarta mempunyai dinamika luar biasa di bidang kesenian dan memberi sentuhan unik dalam film AADC2. Setting kota ini memberi sentuhan unik pada film sekaligus mengundang kita untuk melihat dan mengeksplorasi sisi lain Yogyakarta sekarang.
Berikut 10 spot seru di Yogyakarta yang jadi favorit geng Cinta dan Rangga, dan mungkin jadi favorit Anda juga:
1. Restoran Bu Ageng. Jl. Tirtodipuran 13, Yogyakarta
Di sini kita dapat menemukan masakan dari resep turun temurun keluarga seniman serbabisa Butet Kertaradjasa. Kita bahkan bisa bertemu dan ngobrol dengan Butet yang sering hadir di sana menjumpai tamu-tamunya. Nasi campur dan bubur durian adalah menu favorit Cinta dan teman-teman saat berkunjung ke sini.
2. Kota Gede
Deretan toko perajin perak yang beragam menjadi ciri khas area ini. Menyusuri Kota Gede seperti memasuki mesin waktu ke masa lalu. Di sini Cinta dan teman-teman bebas mengayuh sepeda menyusuri arsitektur klasik, mencicipi suguhan khas Pasar Legi, dan menikmati kehangatan Yogya.
3. Istana Ratu Boko
Bekas kompleks istana yang luas ini dibangun pada abad ke-8 dan terdiri dari beberapa bagian bangunan. Karena lokasinya di atas bukit, kita dapat melihat pemandangan Kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi. Meski didirikan oleh seorang Buddha, Istana Ratu Boko juga memiliki unsur-unsur Hindu.
4. Punthuk Setumbu
Dari bukit ini kita dapat menyaksikan betapa cantiknya pemandangan Borobudur di pagi hari dengan kabut seolah berlapis-lapis. Selama bertahun-tahun, Punthuk Setumbu adalah tempat rahasia para fotografer untuk mendapatkan angle Borobudur yang cantik.
5. Rumah Doa Bukit Rhema, Dusun Gombong, Desa Kembanglimus
Dari Punthuk Setumbu, kita dapat berjalan kaki selama 10 menit ke Rumah Doa Bukit Rhema atau sering disebut Gereja Ayam. Bangunan unik ini dibangun seorang pastur setelah mendapat ilham membangun tempat berdoa untuk semua umat/agama.
6. Sellie Coffee. Jl. Gerilya 822, Prawirotaman II
Kafe mungil ini rutin memberi kejutan kecil untuk pengunjungnya dengan interior yang selalu berganti tiap beberapa bulan sekali. Kita dapat menikmati berbagai jenis kopi dari seluruh Nusantara sambil ditemani singkong goreng dan jamur crispy.
7. Klinik Kopi. Jl. Kaliurang Km 7,8, Gang Bima, Sinduharjo, Sleman
Klink Kopi melakukan proses pengolahan kopinya sendiri, mulai dari sourcing biji kopi lokal, roasting, penggilingan, hingga jadi kopi bubuk yang siap diolah menjadi aneka minuman kopi. Seluruh proses pengolahannya diawasi Pepeng, seniman kopi Yogyakarta yang punya passion besar terhadap kopi.
8. Sate Klathak Pak Bari. Jl. Kedaton, Pleret, Kec. Bantul, Yogyakarta
Sate kambing dibakar di atas bara api dengan menggunakan tusuk dari jeruji besi sepeda sehingga panas api menyebar merata ke seluruh bagian daging dengan sempurna. Dagingnya empuk dan lezat walau hanya berbumbu garam.
9. Pantai Parangkusumo
Lokasinya berdampingan dengan Parangtritis, dengan waktu tempuh 45 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta. Pantai Parangkusumo diyakini sebagai gerbang utama Pantai Selatan serta tempat bertemunya Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Suasana di sini lebih tenang dibanding Parangtritis.
10. GreenHost Hotel. Jl. Prawirotaman II no 629, Brontokusuman.
Hotel butik ini menggabungkan konsep ramah lingkungan dan seni. Tampak dari pagar pipa yang berisi aneka tanaman dan sayuran hingga interior hotel yang alami. GreenHost Hotel juga menyediakan galeri untuk mengangkat hasil karya seni lokal.
dewi/ melanie/cnn/ nesta