Incar Dana Repatriasi Rp100 T, Pemerintah Tawarkan Obligasi
Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan dan Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting menggelar Konferensi pers lelang ORI 011. Agust Supriadi/ cnn

Incar Dana Repatriasi Rp100 T, Pemerintah Tawarkan Obligasi

Kamis, 28 April 2016|17:36:06 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pemerintah akan menerbitkan obligasi khusus pada paruh kedua tahun ini guna menampung dana repatriasi aset, dengan asumsi kebijakan pengampunan pidana pajak diluluskan DPR. Lelang obligasi khusus ini ditargetkan menyerap dana repatriasi hingga Rp100 triliun hingga akhir tahun. 
 
"Kami antisipasi sekitar Rp100 triliun, saya kira bisa. Tapi tergantung kapan tax amnesty berlaku," ujar Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan di kantornya, Kamis (28/4). 
 
Dia menuturkan realisasi penerbitan surat berharga negara (SBN) hingga 27 April 2016 sebesar Rp306,78 triliun atau 55 persen dari target pembiayaan Rp555,72 triliun di APBN 2016. Karenanya ia tidak meragukan kemampuan pasar obligasi dalam menampung serbuan dana repatriasi. 
 
"Jadi masih ada sekitar Rp250 triliun tersedia di tahun anggaran ini," jelas Robert. 
 
Untuk itu, ia mengatakan tidak menutup kemungkinan sebagian dari pagu penerbitan obligasi negara di semester II 2016 akan dialokasikan khusus untuk menampung dana repatriasi. Menurutnya, obligasi penampung dana repatriasi nantinya memiliki tenor di atas satu tahun. 
 
"Nanti apabila dibutuhkan menerbitkan surat berharga yang tradable tetapi dengan minimum holding setahun bisa, tetapi bisa juga menerbitkan surat berharga yang tidak bisa diperdagangkan," ujarnya. 
 
Obligasi Ritel
 
Robert Pakpahan mengatakan Surat Utang Negara (SUN) masih menjadi pemasok pembiayaan terbesar APBN, dengan realisasi penerbitan sebesar Rp195,9 triliun hingga 27 April 2016. Adapun target penerbitan SUN pada tahun ini ditetapkan sebesar Rp412,64 triliun. 
 
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pada hari ini, Kamis (28/4) mulai menawarkan obligasi negara ritel atau Saving Bond Ritel (SBR) Seri SBR002 kepada investor individu hingga 19 Mei 2016. Dari lelang obligasi ritel bertenor dua tahun ini, pemerintah berharap bisa menarik pembiayaan lebih dari Rp3 triliun. 
 
"Target (pembiayaan) Rp3 triliun, tapi bisa ditingkatkan hingga hampir Rp4 triliun," tutur Robert. 
 
Sementara untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk telah terealisasi sebesar 77,5 persen dari target Rp110,89 triliun selama periode yang sama. 
 
Khusus untuk obligasi negara berdenominasi valas, lanjut Robert, pemerintah menetapkan target indikatif sekitar US$10 miliar atau 24 persen dari total kebutuhan pembiayaan APBN 2016. Sampai saat ini, sudah dua instrumen pembiayaan valas yang telah diterbitkan yakni SUN dollar AS (global bond) sebesar US$3,5 miliar dan sukuk dollar AS (sukuk global) US$2,5 miliar. 
 
Dengan demikian, pemerintah masih membuka ruang penerbitan obligasi valas senilai US$4 miliar sampai penghujung tahun.
 
 
CNN/ ALEX HAREFA






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE