BNI Terbitkan Obligasi Rp3 Triliun
Tahun ini, BNI menargetkan dapat membukukan penyaluran kredit pada kisaran 15-17 persen dari target tahun lalu sebesar Rp393,28 triliun. Ant Pic/Cnni

BNI Terbitkan Obligasi Rp3 Triliun

Rabu, 07 Juni 2017|19:31:35 WIB




Jakarta: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bakal menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi senilai maksimal Rp3 triliun dengan tenor lima tahun. Obligasi tersebut menawarkan kupon 7,7 persen sampai 8,2 persen.

Adapun sebagai pembanding, imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) bertenor 5 tahun berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA) pada hari ini, Rabu (7/6), berada di level 6,76 persen,turun dibandingkan kemarin 6,77 persen.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Panji Irawan mengungkapkan, penerbitan surat utang tersebut merupakan upaya perseroan dalam melakukan diversifikasi sumber pendanaan. Penerbitan obligasi tersebut merupakan tahap pertama dari rencana Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BNI Tahun 2017 sebesar Rp10 triliun.

"Dana hasil Penawaran Umum Obligasi setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk ekpansi kredit dalam rangka pengembangan bisnis," tutur Panji dalam paparan publik di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu (7/6).

Tahun ini, BNI menargetkan ekspansi kredit di kisaran 15 hingga 17 persen dibandingkan realisasi tahun lalu, Rp393,28 triliun. Adapun jika terdapat dana yang belum direalisasikan, menurut Panji, akan ditempakan dalam instrumen keuangan yang aman, likuid dan, menguntungkan.

Panji menuturkan, saat ini adalah saat yang tepat bagi perseroan untuk menerbitkan obligasi. Pasalnya, pemulihan perekonomian global pada tahun ini diperkirakan lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Peningkatan kinerja perekonomian juga diperkirakan berlanjut dalam dua tahun ke depan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi dunia secara berurutan akan tumbuh sebesar 3,5 persen pada 2017 dan 3,6 persen pada 2018. Selain itu, lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) baru-baru ini juga menyematkan predikat layak investasi pada Indonesia di level BBB-/stable outlook.

"Hal itu memberikan dampak positif dan diharapkan menjadi stimulus capital inflow ke pasar obligasi pasca upgrading Indonesia tersebut," ujarnya.

Pada tahun ini, menurut Panji, pihaknya tetap akan mengutamakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan komposisi yang sehat dan berkelanjutan (sustain), terutama melalui dana murah (CASA) dalam memenuhi kebutuhan pendanaan. Adapun target pertumbuhan DPK BNI tahun ini ditargetkan berada diatas 17 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp435, 55 triliun.

Sementara itu, pendanaan diluar DPK menurut Panji, akan dilakukan dengan memperhatikan kondisi likuiditas, pasar, dan waktu yang tepat.

Selain penerbitan obligasi berkelanjutan, BNI pada tahun ini telah menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) sebesar Rp2, 7 triliun sebagai bentuk pendanaan nonkonvensional. BNI juga berencana melakukan pendanaan bilateral senilai US$500 juta pada paruh kedua tahun ini.

Tak hanya itu, perseroan juga tengah mengkaji penerbitan obligasi global dengan denominasi rupiah sebagai bentuk diversifikasi pendanaan dari denominasi valas.

"Nilai (penerbitan obligasi global dalam denominasi rupiah) belum bisa ditentukan karena kami masih kaji boleh atau tidaknya dari sisi aturan," ungkap Panji.

Sebagai informasi, masa penawaran awal obligasi yang mendapat rating AAA dari Pefindo ini dijadwalkan pada 5 Juni 2017 hingga 16 Juni 2017. Adapun pencatatan obligasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 7 Juli 2017.

Agi/Cnni/RRN


 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE