Pemerintah Pasang Target Ambisius di 2017
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo saat membuka konferensi fiskal Internasional di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12). cnn

Pemerintah Pasang Target Ambisius di 2017

Rabu, 20 April 2016|00:04:43 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pemerintah cukup optimistis kondisi ekonomi nasional akan lebih baik pada tahun depan meski dibayangi risiko penggelembungan (bubble) aset keuangan global. 
 
Optimisme tersebut tertuang dalam prognosa makroekonomi, yang tengah dipersiapkan untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. 
 
Mardiasmo, Wakil Menteri Keuangan menyebutkan sejumlah proyeksi asumsi makroekonomi untuk tahun depan. Pertumbuhan ekonomi 2017 diperkirakan melaju pada kisaran 5,5-5,9 persen, lebih tinggi dari target pertumbuhan tahun ini 5,3 persen. 
 
Sementara sasaran inflasi kemungkinan masih sama dengan tahun ini, yakni sekitar 3-5 persen (4 plus/minus 1 persen). Sementara asumsi kurs dipatok di kisaran Rp13.700-Rp14.200 per dolar AS. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksi akan berada pada rentang harga US$35-45 per barel. 
 
Lalu untuk produksi (lifting) minyak, Mardiasmo mengatakan pemerintah akan mematok pada kisaran 740-750 ribu barel per hari (bph). Sedangkan lifting gas, targetnya dipasang pada kisaran 1,05-1,15 juta bph (setara minyak). 
 
Terakhir adalah suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, Wamenkeu mengungkapkan kisarannya 5,5-6,5 persen. 
 
"Ini masih perencanaan awal untuk penganggaran 2017," ujar Mardiasmo pada acara Musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Jakarta, Rabu (20/4). 
 
Waspada Bubble
 
Mardiasmo meyakini kondisi ekonomi global pada 2017 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi negara-negara maju. Namun, risiko di pasar uang internasional masih tetap tinggi dan patut diwaspadai, terutama menyangkut utang publik yang meningkat dibanyak negara. 
 
"Namun kita harus waspada pertumbuhan ekonomi yang dipicu dengan utang, yang mungkin menimbulkan bubble," tuturnya. 
 
Faktor risiko lain yang juga patut diantisipasi, kata Mardiasmo, adalah penurunan harga komoditas, perlambatan ekonomi China, dan potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
 
Kendati kondisi global masih dihantui ketidakpastian, Mardiasmo menilai daya tahan ekonomi nasional semakin kuat untuk menghadapi risiko-risiko yang berasal dari eksternal itu. Menurutnya, fundamental ekonomi nasional semakin baik dan mulai menunjukan pembalikan positif berkat belanja pemerintah yang semakin cepat. 
 
Namun, ia masih mengkhawatirkan imbas dari penurunan harga komoditas dan risiko melesetnya target produksi minyak dan gas. 
 
"Inflasi terkendali, pertumbuhan positif, defisit APBN terjaga, dan sebagainya. Rupiah juga stabil, sudah terapresiasi. Naik-turunnya tidak terlalu banyak. IHSG juga relatif masih baik," tuturnya.
 
cnn/ h24
 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE