BI Kembali Pangkas BI Rate Jadi 6,75 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang membahas BI Rate di Jakarta. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

BI Kembali Pangkas BI Rate Jadi 6,75 Persen

Kamis, 17 Maret 2016|23:13:58 WIB




Jakarta (RRN) - Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin (bsp) dari 7 persen menjadi 6,75 persen. Kebijakan itu diambil berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2016 yang digelar sejak kemarin.
 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, keputusan untuk menurunkan BI rate sejalan dengan masih terbukanya ruang pelonggaran kebijakan moneter menyusul dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya terus menurunnya tekanan inflasi di tahun ini dan tahun depan. 
 
"Selain itu, sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global," tutur Tirta dalam konferensi pers di Gedung Thamrin BI, Jakarta, Kamis (17/3). 
 
Seperti diketahui, pemangkasan suku bunga acuan kali ini merupakan keputusan kali ketiga yang diambil jajaran Gubernur BI sejak awal tahun.
 
Bulan lalu BI tercatat telah menurunkan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 7 persen. 
 
Selain faktor domestik, Tirta bilang meredanya ketidakpastian pasar keuangan global akibat ditahannya suku bunga Amerika Serikat dan kebijakan suku bunga negatif di Jepang dan Uni Eropa dinilai menjadi alasan kuat untuk menurunkan BI rate.
 
"Suku bunga Fed Fund Rate diperkirakan baru akan meningkat di semester II 2016 dengan besaran kenaikan yang lebih rendah," imbuhnya.
 
Berangkat dari hal ini, BI berharap penurunan BI rate bisa mendorong permintaan domestik dan mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional.
 
"Di tengah masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global, kebijakan penurunan BI rate tersebut diharapkan semakin memperkuat upaya meningkatkan permintaan domestik untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dan pada saat yang sama menjaga stabilitas ekonomi," cetus Tirta.
 
Amati Sejumlah Faktor
 
Ke depan, Tirta menyatakan BI akan semakin berhati-hati dalam mengambil pelonggaran kebijakan moneter dengan memperhatikan dan memberikan prakiraan menyeluruh terhadap kondisi makroekonomi serta stabilitas keuangan domestik dengan mengikuti perkembangan ekonomi global. 
 
Selain itu, kata dia untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam jangka pendek BI akan fokus dengan lebih menekankan pada penguatan kerangka operasional melalui penerapan struktur suku bunga operasi moneter yang konsisten.
 
"Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural berjalan dengan baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ungkapnya.
 
Di samping menahan suku bunga acuan, RDG juga memutuskan menurunkan suku bunga Fasilitas Deposito (Deposit Facility) dam Fasilitas Pinjaman (Lending Facility), masing-masing sebesar 25 bsp. Dengan demikian, deposit facility BI ada di level 4,75 persen dan lending facility ada di level 7,25 persen. 
 
"Itu berlaku mulai 18 Maret 2016," ujarnya. 
 
Alex Hrf/ Cnn






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE