Makassar (RRN) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah mandek. Pasalnya, hal ini masih sekadar wacana. Dia mengaku upaya memanfaatkan sampah menjadi energi listrik ini sejatinya kerap dibahas dalam rapat kabinet. Namun, belum juga terealisasi.
"Ini sudah lima kali dibicarakan di kabinet soal sampah ini, khususnya sampah untuk menjadi listrik. Selama bertahun-tahun lebih banyak ceritanya dari pada pelaksanaannya," kata dia dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, di Celebes COnvention Center Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/3/2016).
Menurut dia, selalu saja ada masalah ketika wacana ini ingin direalisasikan. Selalu saja ada alasan-alasan yang keluar dari pihak-pihak terkait. "Semua orang bilang bisa jadi listrik, tapi begitu datang investor, pemda (pemerintah daerah) jadi macam-macam alasannya. Kadang investor ini juga macam-macam alasan sehingga tidak jadi," keluh dia.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini pun tak mau wacana ini terus berlarut-larut tanpa pernah terwujud. Dia menegaskan, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah harus bisa terealisasi.
"Dibicarakan terus menerus dan termasuk lima kali di sidang kabinet dan kita berjanji tidak bicara lagi keenam kalinya. Yang penting, daerah dan wali kota mempercepat pelaksanaan itu agar rencana pencanangan listrik itu jangan menjadi pidato saja, tapi pelaksanaan," tegas dia.
Bila terealisasi, dia menilai hal ini akan memberi banyak perubahan bagi masyarakat, khususnya dalam gaya hidup dalam memanfaatkan sampah. Selain itu, energi listrik yang dihasilkan juga dapat membantu memenuhi kebutuhan publik.
Jakarta bisa sampai kira-kira 50 MW. Kan sampahnya itu sampai 6.000 ton per hari kan. Kalau di Makassar mungkin hanya 10 atau 5 MW per hari. tapi 5 MW itu bisa memberikan satu kecamatan, kecamatan kecil ya," jelas dia. "Tapi yang penting itu tadi, dari kotoran menjadi manfaat, dari musuh menjadi orang berkawan," pungkasnya.
AHL/ MTVN/RRN