Tas Penumpang Diduga Diselundupkan Peluru di Bandara Filipina
FOTO: cnnindonesia

Tas Penumpang Diduga Diselundupkan Peluru di Bandara Filipina

Rabu, 11 November 2015|13:24:43 WIB




JAKARTA (RRN) - Sebuah modus penipuan di bandara internasional Manila membuat para pelancong enggan memasuki Filipina. Beberapa pelancong mengaku bahwa modus tersebut dilakukan oleh staf keamanan yang memasukkan peluru ke dalam tas mereka demi mendapatkan uang suap.

Seperti dilansir Channel NewsAsia, segala bentuk amunisi memang dilarang di bandara Filipina. Ketika menemukan peluru di dalam tas penumpang, para petugas lantas meminta korban mereka untuk memberikan uang suap agar kasus tersebut tak diproses lebih lanjut.

Besaran suapan berbeda-beda, berkisar antara US$10 (setara Rp136 ribu) hingga US$640 (setara Rp8,7 juta).

Seorang pekerja lintas negara asal Filipina, Gloria Ortinez, menjadi salah satu korban. Ia batal terbang ke Hong Kong karena ditahan selama beberapa hari lantaran petugas menemukan peluru di dalam tasnya.

•    
Korban lain adalah seorang turis asal Jepang, Kazunobu Sakaoto, yang ditahan pihak otoritas karena ditemukan dua peluru dalam tasnya.

Dua warga AS juga mengalami kejadian serupa di bandara Ninoy Aquino. Salah satu di antaranya akhirnya dibebaskan dengan jaminan, sementara korban lainnya memberikan membayar petugas bandara agar diizinkan terbang.

Insiden-insiden ini dianggap akan mengancam citra Filipina di mata internasional. Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pun akan melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.

Aliansi Pekerja Filipina di Luar Negeri juga mengancam akan memotong kiriman dolar mereka ke keluarga di kampung halaman sebagai upaya tekanan bagi pemerintah untuk menghentikan sindikat pelaku penipuan tersebut.

Begitu meluasnya kabar mengenai penipuan ini, sampai-sampai petinju asal Filipina, Manny Pacquiao, juga menawarkan layanan hukum gratis bagi para korban penipuan ini.

Pihak bandara pun tak tinggal diam. Mereka mengatakan bahwa tuduhan kasus penipuan harus diteliti dengan serius, terutama setelah seorang korban mengakui bahwa peluru yang ada di tasnya memang miliknya.

"Kami sudah memproses lebih dari 10 juta penumpang dan berapa kasus yang diungkap media? Lima. Saya tidak mengatakan bahwa lima adalah jumlah kecil, bahkan satu saja sudah cukup menjadi perhatian besar, juga untuk pihak Otoritas Bandara Internasional Manila," ujar Manajer Otoritas Bandara Internasional Manila, Jose Angel Hornado.

Juru bicara Grup Keamanan Penerbangan, Jeanne Panisan, mengatakan bahwa terdapat dua rangkap pemeriksaan menggunakan alat pindai, baik di tiga bandara internasional maupun domestik.

Menurutnya, insiden ditemukannya peluru biasanya terjadi saat proses pemindaian tas-tas besar. Jeanne mengatakan, sulit bagi petugas untuk menyelundupkan sesuatu ke dalam tas karena penumpang sendiri yang membawa bagasi mereka ke dalam wilayah tersebut, kecuali ada portir membantu.

Insiden ini terjadi hanya berselang dua pekan sebelum Konferensi APEC dijadwalkan digelar di Manila. Dalam ajang tersebut, 20 pemimpin negara besar, termasuk Presiden AS, Barack Obama, akan hadir.

Kini, Otoritas Bandara Internasional Manila dan Kepolisian Nasional Filipina mengemban tanggung jawab besar agar para delegasi VIP tersebut dapat memasuki kawasan dengan aman.

Merujuk pada hasil survey situs The Guide to Sleeping in Airports, bandara Ninoy Aquino dinobatkan sebagai bandar udara terburuk sejak 2011 hingga 2013. Kini, peringkat bandara tersebut merangkak naik hingga ke urutan delapan dari 10 bandara terburuk di Asia. (stu/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE