XL: Balon Google Belum Tentu Dikomersialkan
FOTO: cnnindonesia

XL: Balon Google Belum Tentu Dikomersialkan

Jumat, 06 November 2015|13:21:29 WIB




RADAR TEKNO - Perusahaan telekomunikasi XL Axiata menegaskan kesepakatan dengan Gooogle pekan lalu hanya untuk uji teknis perangkat balon udara penyebar akses Internet dan belum tentu terjadi kesepakatan untuk komersialisasi layanan memanfaatkan balon tersebut.

Presiden Direktur sekaligus CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, produk balon udara Google ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan sehingga belum siap untuk komersial.

"Ini masih uji teknis. Teknologi balon udara itu sendiri masih diinkubasi, masih diteliti dan dikembangkan oleh Google. Kalau teknologi ini bisa menurunkan cost, ya kita mau. Tapi ini model bisnisnya belum pasti," kata Dian saat berbincang dengan CNN Indonesia, Rabu (4/11).

Dian bahkan belum mengetahui berapa banyak balon yang akan diterbangkan oleh Google. Ia hanya mengatakan jumlahnya bisa mencapai "ratusan."

•    
Perusahaan juga belum menghitung keuntungan finansial yang diraih jika memanfaatkan infrastruktur "BTS terbang" dari Google tersebut. XL tentu mencari infrastruktur alternatif yang hemat tetapi efektif untuk menyediakan layanan seluler di kawasan yang mereka jangkau.

Menurut rencana, uji teknis bakal dilakukan pada kuartal pertama atau kedua 2016. Operator seluler yang mendukung uji teknis ini, yaitu XL, Indosat, dan Telkomsel, akan menguji balon tersebut secara bergantian.

XL sendiri berencana melakukan uji teknis balon Google itu untuk kawasan Indonesia timur yang belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi darat, namun sebelum itu Google harus meminta izin dengan regulator penerbangan terkait lalu lintas udara agar tak ganggu pesawat komersial atau helikopter.

"Mungkin Kalimantan, Sulawesi, dan daerah timur lain," ujar Dian.

XL dan dua operator lain akan mendukung operasi balon Google dengan memberi akses spektrum frekuensi 900 MHz. Balon yang terbang di ketinggian 20 km dari permukaan laut ini bisa memancarkan koneksi Internet 4G LTE dengan radius 40 kilometer ke darat dari tempat lokasi balon itu berada.

Balon itu bisa terbang selama 150 hari di angkasa. Sebelum ia mati, pihak Google akan mengarahkan lokasi pendaratan balon tersebut di daerah lapang agar perangkat radio pemancarnya bisa diambil dan dimanfaatkan lagi.

Dian menjelaskan radio pemancar yang menempel di balon itu disediakan oleh Google, yang telah didesain khusus agar tahan terhadap air sampai angin kencang. Sementara itu, radio pada balon itu tetap terhubung dengan menara pemancar di darat milik operator seluler. (adt/eno/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita TEKNOLOGI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE