Militer China: Barat Mencoba Palsukan Sejarah Partai Komunis
FOTO: cnnindonesia

Militer China: Barat Mencoba Palsukan Sejarah Partai Komunis

Kamis, 29 Oktober 2015|13:47:55 WIB




JAKARTA (RRN) - Surat kabar resmi militer China pada Selasa (27/10) melaporkan pasukan musuh di Barat mencoba untuk "memalsukan" sejarah Partai Komunis yang berkuasa di China dan mencoba mengembuskan isu "revolusi warna" kepada para tentara yang disebut terlalu rentan terhadap pengaruh luar.

Dilaporkan Reuters, halaman depan Harian Tentara Pembebasan Rakyat pada Selasa melaporkan pasukan musuh yang tidak disebutkan namanya di Barat mencoba untuk melemahkan militer China.

"Pasukan musuh di Barat berupaya sekuatnya untuk meremehkan tradisi kami yang baik-baik saja, merendahkan pahlawan kami dan memalsukan sejarah militer dan partai kami," bunyi laporan tersebut tanpa memberikan rincian.
•    
Mereka "dengan sia-sia mencoba untuk menerapkan 'revolusi warna' untuk mengubah prinsip kami", bunyi laporan harian tersebut, mengacu kepada sejumlah pemberontakan populer yang terjadi di negara bekas Uni Soviet.

Partai Komunis China kerap kali mengecam sejumlah kritikan terkait sejarah Perang Dunia II versi China, yang selalu menekankan pertarungan mati-matian tentara China dengan Jepang. Para akademisi Barat sering mempertanyakan klaim tersebut.

Harian tersebut juga menyatakan bahwa China akan terus memodernisasi tentaranya, yang sebagian besar lahir pada dekade 1980-an dan 1900-an dan dinilai rentan terhadap "beberapa nilai dan sudut pandang yang beragam". Militer China mengkhawatirkan para tentara tidak dapat membedakan mana catatan sejarah China yang benar dan mana yang direkayasa.

"Pemahaman dan apresiasi mereka atas tradisi kami tidak mendalam, dan pengetahuan mereka juga tidak mencukupi," lanjut bunyi laporan tersebut.

Militer China, yang disebut-sebut memiliki pasukan terbesar di dunia, sebelumnya telah beberapa kali membuat peringatan serupa.

Pada parade peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II pada Kamis (3/9), Presiden China, Xi Jinping menjanjikan pengurangan personel militernya sebanyak 300 ribu, sebagai upaya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

Xi juga telah berulang kali mengingatkan militer untuk setia kepada partai, sembari mengimplementasikan berbagai langkah memerangi korupsi di tubuh militer China dan memodernisasi kekuatan di perairan Laut China Selatan.

China tengah menggalakkan perang terhadap korupsi di militer sejak akhir dekade 1990-an, dengan melarang Tentara Pembebasan Rakyat terlibat dalam bisnis. Meski demikian, militer China terlibat dalam sejumlah transaksi komersial dalam beberapa tahun terakhir karena kurangnya pengawasan.

Pendukung anti-korupsi China menilai korupsi di militer begitu meluas bahwa perang terhadap korupsi dapat merusak kemampuan China untuk berperang.
(ama/stu/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE