Kasihan, Untuk Mencari Dana Rp9 Juta Saja, Pengurus Sekolah Luar Biasa di Meranti Ini Harus Bawa Pro

Kasihan, Untuk Mencari Dana Rp9 Juta Saja, Pengurus Sekolah Luar Biasa di Meranti Ini Harus Bawa Pro

Kamis, 29 Oktober 2015|13:01:24 WIB




SELATPANJANG (RRN) - Naluri pejabat dan warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, yang ekonomi kehidupannya membaik saat ini sedang disentuh dari sektor pendidikan. Ada Sekolah Luar Biasa yang baru didirikan tahun 2014 di Desa Anak Setatah Kecamatan Rangsang Barat membutuhkan dana sebesar lebih kurang Rp9 juta.

Uang sekitar Rp9,7 juta itu akan digunakan untuk membeli seragam (baju formal saat mengikuti pelajaran di SLB). Selain pakaian, pihak SLB Rangsangbarat ini juga mau membeli peralatan olahraga untuk anak didiknya.

Keluhan sulitnya mendapatkan dana ini diungkapkan Kepala SLB Rangsangbarat Syafrizal, ketika ditemui di Selatpanjang, Selasa (27/10/2015) siang. Kata Syafrizal, waktu SLB tersebut pertama didirikan tahun 2014 yang lalu, pernah dijanjikan oleh Kepala SLB lama (saat itu SLB ini berada di bawah sekolah induk, SLB Selatpanjang, red) bahwa siswa akan diberi pakaian seragam dan perlatan olahraga.

"Saat ini, orang tua siswa yang kebanyakan tidak mampu menuntut janji tersebut. Setelah SLB kami berdiri sendiri, kami harus memenuhi janji itu," kata Syafrizal.

Meski hanya butuh Rp9,7 juta namun pihak SLB kewalahan. Jangankan untuk dana tersebut, untuk gaji guru saja tidak ada. "Kita saja tidak punya gaji," ujar Syafrizal lagi.

Guna mendapat dana itu, Syafrizal berinisiatif membuat proposal dan diajukan ke pejabat dan beberapa anggota dewan. Namun, hingga saat ini belum ada yang membantu.

"Kemarin saya ketemu Camat Rangsangbarat, katanya tidak dana, saya juga ketemu salah seorang Anggota DPRD Riau Dapil Meranti, juga tidak membantu. Alasannya dia telah sering ditipu. Padahal di proposal kita itu lengkap bukti SLB itu ada," ujar Syafrizal.

Diceritakan Syafrizal, dana mereka hanya Rp6 juta pertahun yang diperoleh dari bantuan Desa Anaksetatah. Sedangkan pihak UPTD Pendidikan Rangsangbarat dan Kecamatan sempat menjanjikan membantu Rp100 ribu perbulan, namun belum ada realisasinya hingga akhir Oktober 2015 ini.

"Kita berharap betul siapapun yang tersentuh hatinya untuk jadi donatur. Kita berbuat ikhlas untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini, namun apa daya, dana itu memang tidak ada," ujar Syafrizal dengan nada sedih.

"Niat kita satu, agar mereka yang hidupnya susah, ada keterbatasan, jangan pula mereka tidak mendapat pendidikan sama sekali," tambah Syafrizal

Sekedar informasi, SLB yang menumpang di Gedung MDTA Darussalam Anaksetatah ini memiliki sekitar 28 siswa aktif. Tenaga pengajar sebanyak 8 orang. SLB yang sekarang berada di bawah Yayasan Sekar Meranti ini dulunya merupakan cabang dari SLB Negeri Selatpanjang. Oleh karena sesuatu hal, mereka kini berdiri sendiri di bawah Yayasan Sekar Meranti.  (gor/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE