Kamis, 29 Oktober 2015|11:26:25 WIB
PEKANBARU (RRN) - Meski tak merenggut korban jiwa pasca robohnya scaffolding proyek bangunan Tangram Hotel dan Sadira Plaza di Jalan Mutiara, Gg Buntu RT03/RW06, Kelurahan Padang Trubuk, Kecamatan Senapelan, namun sejumlah warga yang rumahnya tertimpa reruntuhan merasa sangat trauma atas kejadian tersebut. Di lain sisi, Polsek Senapelan saat ini masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan satu tersangka pun.
Rasa trauma itu dirasakan langsung oleh keluarga Dedi Wijaya (28), seorang warga yang atap rumahnya berantakan tertimpa reruntuhan. Pria yang sudah menetap hampir dua tahun di TKP ini menceritakan, pada saat peristiwa itu terjadi, ia sedang tak berada di rumah. Namun istrinya, Ating (24) dan dua buah hatinya, Kelvin (4) dan Vincent (5 bulan) masih berada di dalam rumah. Tak berapa lama bersamaan dengan derasnya hujan disertai angin kencang, secara tiba-tiba scaffolding proyek bangunan Tangram Hotel dan Sadira Plaza pun langsung roboh menimpa rumahnya yang saling berdekatan.
"Saat kejadian saya nggak ada di rumah. Tapi istri dan dua anak saya ada di dalam rumah. Istri saya dengan si bungsu berada di kamar. Sedangkan anak saya yang umur 4 tahun lagi makan di dapur. Scaffolding itu roboh tepat menimpa atap rumah dan WC belakang rumah saya hancur semua. Gara-gara kejadian itu anak sulung saya trauma dan selalu gemetaran. Istri saya juga trauma karena takut ada lagi scaffolding yang roboh. Saya ingin PT Halla Mohana dan Waskita Karya mengganti rugi semua kerusakan rumah saya," kisahnya kepada awak media, Rabu (28/10/15).
Trauma serupa juga dirasakan warga lainnya, Mariam (54). Bagaimana tidak, begitu scaffolding ambruk menimpa kediamannya, ia sedang bersama suami, anak serta menantunya. Reruntuhan scaffolding yang roboh juga merusak atap rumahnya hingga tembus ke plafon. Pantauan riauterkini.com, plafon rumah korban di bagian ruang tamu dan kamar bolong tertembus besi puing scaffolding yang menimpa rumahnya. "Cedera nggak ada tapi kami sekeluarga masih trauma, rasanya seperti gempa bumi. Dentumannya sangat keras sekali," ucapnya.
Dilokasi yang sama, Kapolsek Senapelan, AKP Angga F Herlambang menuturkan sejauh ini pihaknya belum ada menetapkan tersangka pasca kejadian itu. Hal tersebut dikarenakan belum adanya warga ataupun pihak manajemen dari PT Halla Mohana dan Waskita Karya yang diperiksa. "Belum ada (tersangka). Nanti kita periksa dulu satu-satu untuk dimintai keterangan. Saat ini kita fokus dulu merelokasi dan membersihkan puing-puing sisa reruntuhan," tutupnya. (teu/rtc)