Gara-gara Kabut Asap, Bandara SSK II Pekanbaru Merugi Rp200 Miliar Lebih di Bulan September
Irwan./FOTO: goriau

Gara-gara Kabut Asap, Bandara SSK II Pekanbaru Merugi Rp200 Miliar Lebih di Bulan September

Rabu, 28 Oktober 2015|09:42:31 WIB




PEKANBARU (RRN) - Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Irwan Mulawarman menyebutkan, dampak kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut, red) membuat jasa transportasi udara di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau merugi hingga Rp200 miliar lebih. "Terjadi penuruan omzet 50 persen atau lebih dari Rp200 miliar pada bulan September 2015 di penjualan tiket, dan lebih dari Rp1,5 miliar di operasional bandara," kata Irwan kepada awak media, Selasa (27/10/2015).


Bahkan untuk bulan Oktober 2015, kata Irwan, Bandara SSK II Pekanbaru semakin merugi karena mengalami penurunan omzet hingga 60 persen. Sementara responden dari jasa transportasi udara yang hadir pada survey BI ini adalah Garuda Indonesia. "Bulan Oktober 2015, sekitar 60 persen Bandara SSK II mengalami penurunan omzet. Pada survey ini hanya pihak maskapai Garuda Indonesia yang berkenan hadir. Saya tidak tahu apakah pihak Garuda Indonesia yang mewakili seluruh maskapai atau memang hanya Garuda Indonesia yang bersedia datang" jelasnya.


Lanjut Irwan, ini merupakan hasil survey cepat dan Focus Group Discussion yang dilakukan pada tanggal 27 September 2015 BI terhadap pelaku usaha di Kota Pekanbaru dan Dumai selama September hingga 1 Oktober 2015. Dimana hasil survey menunjukkan kerugian paling besar melanda sektor transportasi terutama transportasi udara akibat lumpuhnya Bandara SSK II Pekanbaru. "Dari ketujuh sektor, rata-rata penurunan omset sebesar 24,95 persen," imbuhnya.


Menurutnya, dari 17 sektor perekonomian, ada tujuh sektor yang dirasa paling terkena dampak kabut asap, diantaranya sektor transportasi, sektor jasa pengiriman, sektor perdagangan, serta penyedia akomodasi jasa makanan dan minuman. Kemudian sektor jasa pendidikan dan kesehatan, sektor perkebunan, konstruksi dan properti, dan sektor perbankan. (teu/grc)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE