Jumat, 23 Oktober 2015|15:04:58 WIB
RADAR BISNIS - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada Agustus 2015 sebesar US$ 303,2 miliar atau setara R 4.158 triliun. Jumlah ini turun US$ 0,7 miliar dibandingkan posisi Juli 2015 yang sebesar US$ 303,9 miliar sekitar Rp 4.168 triliun.
Penurunan tersebut menurut BI, disebabkan oleh penurunan ULN baik sektor publik maupun sektor swasta. Posisi ULN sektor publik turun US$ 0,5 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah.
Sementara itu, posisi ULN sektor swasta turun US$ 0,1 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN sektor perbankan.
Jika dilihat dari porsinya, pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,8 persen (US$ 169,3 miliar), lebih besar dari ULN sektor publik sebesar 44,2 persen (US$ 134,0 miliar).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia pada Agustus 2015 didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,2 persen dari total ULN.
ULN jangka panjang sebagian besar berasal dari ULN sektor publik (50,7 persen dari total ULN jangka panjang), sementara ULN berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta (93,7 persen dari total ULN jangka pendek).
Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada Agustus 2015 tercatat 5,3 persen year on year (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan Juli 2015 yang tercatat sebesar 5,5 persen yoy. Sementara itu, ULN berjangka pendek masih mengalami kontraksi 3,1 persen yoy.
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen.
•
Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas & air bersih mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat melambat. Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.
"BI memandang perkembangan ULN Agustus 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," jelas BI dalam keterangan resminya dikutip Rabu (21/10).
Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi. (gen/fn)