Kamis, 22 Oktober 2015|11:41:32 WIB
PANGKALANKERINCI (RRN) - Ketua DPRD Pelalawan, Nasarudin SH MH meradang. Sebab belakangan diketahui jika namanya dijual oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan meminta proyek di sejumlah kantor dinas dan perusahaan.
"Ini perlu saya luruskan. Hal-hal yang meresahkan perlu diluruskan," terang Nasarudin, Selasa (20/10/2015).
Untuk itu, Nasarudin mengimbau kepada para Kepala SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Pelalawan dan Pimpinan Perusahaan yang beroperasi di Pelalawan untuk waspada jika ada orang yang menjual namanya.
"Kalau ada yang mengaku-ngaku dan menjual nama saya, silahkan kasih tau saya. Karena ini menyangkut nama baik," tegasnya.
Nasarudin menyatakan, tindakan yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab ini diakui sangat merugikan dirinya dan mencederai nama lembaga.
"Informasi ini sudah saya terima, karena ada beberapa pihak yang mengadu kepada saya. Ini saya luruskan, agar jangan sampai terulang lagi," tandasnya.(gor/fn)
Kebakaran di Teluk Meranti Belum Padam, Pesawat 'Water Bombing' Batal Lakukan Pemadaman
PANGKALANKERINCI, (RR) - Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) kembali terjadi di Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, Riau, dalam empat hari terakhir. Sulitnya lokasi menghambat upaya pemadaman yang dilakukan oleh tim.
Menurut informasi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Pelalawan, Hadi Penandio, kepada awak media, Rabu (21/10/2015), kebakaran sudah berlangsung sejak akhir pekan kemarin.
"Kita sudah meminta bantuan ke Provinsi, untuk mendatangkan pesawat water bombing. Karena jarak pandang sangat pendek sehingga itu tak bisa dilakukan," ungkap Hadi Penandio.
Dijelaskannya, sulitnya akses menuju lokasi kebakaran tersebut, menghambat upaya pemadaman yang akan dilakukan oleh tim.
"Jalan akses menuju ke lokasi sangat susah, bisa ditembus hanya dengan berjalan kaki saja. Lokasi kebarakan berjarak 6 Km dari Jalan Lintas Bono," sebutnya.
Selain hambatan akses menuju lokasi kebakaran, sambung Hadi Penandio, sulitnya sumber air menambah susahnya tim dalam melakukan upaya pemadaman.
"Akses air sulit. Saat ini TNI dan Polri sedang melakukan upaya pemadaman. Kita juga belum bisa memperkirakan berapa luas lahan yang terbakar," tandasnya. (gor/fn)