Senin, 19 Oktober 2015|13:05:11 WIB
JAKARTA (RRN) - Ratusan warga Myanmar berbaris di luar Kedutaan Besar Myanmar di Singapura pada Kamis (15/10) untuk berpartisipasi dalam pemilu umum. Bagi warga Myanmar di Singapura, pemilu diadakan lebih awal dari yang diselenggarakan di Myanmar, yaitu pada 8 November mendatang.
Dilaporkan Channel NewsAsia, sekitar pukul 12.15 waktu Singapura, terdapat sekitar 450 warga negara Myanmar yang telah menggunakan hak suara mereka di Singapura, menurut seorang relawan yang telah menjaga bilik suara.
Menurut para relawan, terdapat sekitar 150 suara per jam yang tercatat di bilik suara di Kedubes Myanmar di Singapura.
Animo warga negara Myanmar di Singapura untuk mempergunakan hak suara mereka ternyata cukup besar, menyebabkan para petugas harus menambah tiga bilik suara dari sebelumnya tujuh bilik.
Sekitar tengah hari, antrian pemilih mengular sepanjang sekitar 300 meter dari pintu masuk kedutaan, dari jalan St Martin Drive hingga mendekati Pusat Perbelanjaan Tanglin.
•
Hlaing Min Htet, 34, termasuk salah satu warga Myanmar yang berada dalam antrian sejak pukul 08.45 waktu setempat, ketika antrian pemilih sudah mencapai jalan utama Tanglin.
Htet menyatakan ini merupakan kali pertama baginya untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu.
"Saya sangat senang karena kami akhirnya bisa memilih pemerintah kita sendiri," kata teknisi perangkat lunak, yang telah bekerja di Singapura selama empat tahun, dikutip dari Channel NewsAsia.
Pemilih lainnya, Aung Paing, 28, menyatakan dia telah tinggal di Singapura selama lima tahun. "Dalam rangka melaksanakan pemilu yang adil dan bebas di Myanmar, setiap orang harus bisa memilih," katanya.
Ketika para pemilih menunggu dalam antrian, Han Win Htun dan timnya yang terdiri dari 50 relawan membagikan air minum. Para relawan membantu memandu warga Myanmar dalam proses pemungutan suara.
Htun, 26, warga Myanmar yang berprofesi sebagai teknisi listrik ini sudah bertugas sejak pukul 9 pagi waktu setempat.
"Karena ada antrian panjang, kami menawarkan mereka air, dan membantu warga yang tidak tahu untuk memilih dengan baik karena sistem pemilu kami cukup rumit," katanya.
Beberapa pemilih mengungkapkan kepda Channel NewsAsia bahwa sistem pemilu tersebut membingungkan. Di dalam kedutaan, setiap pemilih diberi tiga kertas suara, masing-masing untuk Majelis Rendah, Majelis Tinggi dan Legislatif Daerah.
Masing-masing kertas suara yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam amplop coklat yang terpisah, yang harus dimasukkan ke dalam kotak suara tertentu.
Bagi warga Myanmar di Singapura, metode pemungutan suara berbeda dari di Myanmar. Para pemilih harus menuliskan simbol centang untuk setiap partai yang mereka pilih.
Sekitar 20.000 warga Myanmar di Singapura mengajukan permintaan agar mereka dapat melangsungkan pemilihan suara lebih awal.
Salah satu relawan menyatakan, mengutip kedutaan, bahwa bilik suara akan dibuka pada pukul 9.30 pagi hingga 04.30 sore waktu setempat, dari Kamis sampai Minggu. (ama)