Jumat, 16 Oktober 2015|12:17:36 WIB
Para pendukung fanatik paslon Mursini-Halim, memang patut diperhitungkan. Berbagai kisah mereka sampaikan demi mendukung jagoannya. Berikut beberapa di antaranya.
TELUK KUANTAN (RRN) - Suara hati memang tidak bisa dibohongi. Biarpun besar resiko yang dihadapi, namun Zulkarnaen rela meninggalkan partainya yang selama ini tempat berlabuh untuk menyalurkan hasrat politiknya.
Awalnya, Zulkarnaen ini merupakan ketua PAC Partai Nasdem Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuansing. Tetapi setelah kandidat kesayangannya, Mursini-Halim (MH) tidak termasuk dalam kandidat yang diusung oleh Partai Nasdem pada Pilkada 9 Desember 2015 mendatang, akhirnya Zulkarnaen terpaksa meninggalkan partainya tersebut.
"Begitu Nasdem tidak jadi mengusung MH, saya lantas mengundurkan diri saat itu juga," ungkap Zulkarnaen, Selasa(13/10/15) di Posko MH tadi siang.
Zulkarnaen boleh dibilang pendukung fanatik pasangan MH. Sebab, menurut cerita dia, sejak Mursini mencalonkan diri menjadi Wakil Buati Kuansing beberapa tahun lalu hingga menjadi anggota DPRD Riau belum lama ini, pilihannya tidak pernah lari dari sosok politisi yang agamis ini.
"Dari dulu saya tidak pernah pindah pilihan dari pak Mursini," tegasnya.
Lalu apa yang membuatnya dirinya begitu fanatik.
Zulkarnaen sebenarnya tidak mengharapkan apa-apa dari Cawabup Mursini jika terpilih nantinya. Namun, dirinya begitu yakin dan sangat percaya dengan ketauladanan dan kejujuran Cabup Mursini.
"Jika pemimpin kita orang yang jujur, maka rakyat yang dipimpinnya juga akan selamat dan sejahtera," ucapnya.
Selain kejujuran sosok Mursini yang membuatnya bersimpati. Ketaatannya dalam memeluk agama, juga menjadi nilai tambah untuk meraih simpati warga. "Jika pemimpin itu takut kepada Allah, maka amanah masyarakatnya tidak mungkin akan dihianatinya," terang Zulkarnaen.
Zulkarnaen hanyalah sebahagian kecil dari sekian ribu pendukung fanatik Mursini. Misalnya, Saidi, Sudir dan ratusan warga lainnya waktu sidang sengketa Pemilukada pada tahun 2011 lalu, mereka rela berangkat ke Jakarta hanya untuk menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) tanpa mengharapkan imbalan serupiah pun.
"Waktu itu, mulai dari kampanye hingga menghadiri sidang di MK, kami memakai biaya kami sendiri. Begitulah pengorbanan pendukung fanatik Mursini waktu itu," jelas Saidi.
Lanjut Saidi, hingga saat ini, dirinya bersama dengan kawan-kawan yang tergabung dalam pedukung Mursini waktu itu, masih tetap mengharapkan agar Mursini menjadi pemimpin Kuansing lima tahun mendatang. "Sampai pak Mursini jadi(Bupati-red) kami akan tetap memilih beliau, meskipun ada pihak lain mencoba mengiming-imingi dengan uang nantinya," tutup dia. (dri/fn)