Kerahkan 650 Pemadam, RAPP Super Serius Padamkan Karhutla

Kerahkan 650 Pemadam, RAPP Super Serius Padamkan Karhutla

Jumat, 09 Oktober 2015|13:04:58 WIB




RAPP mengakui kalau lahan konsesinya ikut terbakar, namun perusahaan tersebut memastikan musibah itu terdampak. Bukan disengaja dan dilakukan upaya pemadaman dengan sangat serius serta cepat.

PEKANBARU (RRN) - Direktur PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) Rudi Fajar mengakui kalau kebakaran lahan juga terjadi di kawasan konsesi perusahaan kertas raksasa tersebut, terutama di lahan perusahaan –perusahaan yang menjadi mitra. Sepanjang Januari sampai September 2015 sudah terjadi sekitar 700 kasus kebakaran di kawasan konsesi RAPP.

“Bohong kalau saya bilang tidak ada kebakaran di lahan konsesi RAPP.Kebakaran itu terjadi dan dari Januari sampai September terjadi sekitar 700 kasus,” papar Rudi dalam diskusi terbatas dengan sejumlah pemimpin redaksi di Pekanbaru, Rabu (7/10/10).

Hanya saja Rudi menegaskan, bahwa kebakaran di kawasan konsesi RAPP dipastikan bukan kesengajaan perusahaan, melainkan disebabkan dua faktor. Pertama, karena terdampak dari kawasan dekat konsesi, termasuk adanya api yang diterbangkan angin dan memicu kebakaran di lahan konsesi. Kedua, sengaja dibakar, tetapi oleh pihak luar yang tengah mengusai dan merambah lahan di kawasan konsesi perusahaan.

“Faktanya, memang mayoritas kebakaran tersebut berada di kawasan konsesi kami yang kondisinya sedang bersengkata dengan masyarakat.Kami sendiri sedang menerapkan status quo di kawasan tersebut, tetapi masyarakat terus melakukan aktifitas di sana,” paparnya.

Untuk kasus kedua tersebut, pernyataan Rudi didukung dengan data paparan Ikhsan, Sustainability Manager RAPP – APRIL.Menurut ahli tata kelola air di kawasan gambut tersebut, saat ini ada sekitar 30 ribu hektar kawasan konsesi RAPP dan perusahaan mitra yang sedang berstatus sengketa dengan masyarakat.

“Sampai saat ini ada sekitar tigapuluh ribu hektar kawasan konsesi kami yang sedang bersengketa dengan masyarakat, tersebar di duabelas lokasi di lima kabupaten,” papar Ikhsan.

Rudi Fajar lantas menjelaskan, bahwa bagi perusahaan kebakaran lahan adalah musibah besar. Karena api juga membakar lebih seratus hektar tanaman industri siap panen. Akibatnya, perusahaan menderita kerugian lebih dari seratus miliar.

“Kerugian kami sekitar 10 juta US Dolar.Karena itu, mustahil kami sengaja membakar kalau kemudian menimbulkan kerugian bagi kami sendiri,” tegasnya.

Karena dianggap sebagai musibah, maka Rudi menegaskan komitmen perusahaannya untuk menanggulanginya dengan sangat serius.RAPP rela mengeluarkan investasi lebih dari USD 6 juta untuk menyediakan peralatan pengendali dan pemadaman kebakaran, termasuk untuk pengadaan dua unit helikopter.Selain itu, juga ada investasi USD 2 juta setiap tahun untuk pelatihan personil pemadam dan biaya lainnya.

Sebagai bukti keseriusan tersebut, Rudi menyebutkan, bahwa pada prosedur dan tata pelaksanaan atau Protap di lapangan, diterapkan sistem wajib padam 1 x 24 jam di setiap peristiwa kebakaran di dalam kawasan konsesi.

“Kami mewajibkan kebakaran lahan padam dalam satu kali 24 jam. Mayoritas bisa dilaksanakan, meskipun ada beberapa kasus yang butuh waktu sampai tujuh hari, karena parahnya lokasi dan luasnya sebaran api. Tapi secara umum upaya kami berhasil,” tegasnya lagi.

Keberhasilan itu dibuktikan dengan kondisi di lapangan saat ini tidak ada lagi kebakaran lahan.Sejak tiga hari lalu, tepatnya, Senin (5/10/15) seluruh kebakaran di lahan konsesi RAPP sudah berhasil dipadamkan. Sekarang terus dilakukan pratroli untuk menjaga api tak kembali muncul.

Turut hadir dalam disukusi terbatas tersebut, Djarot Handoko, Corporate Communications Manager RAPP, Craig Tribolet, Stratevic Fire & Protection Manager APRIL Indonesia dan Robert Webb (wildfire suppression& mitigation specialist)- Natural Asset Protection Agency, Austalia. Sebagai Konsultan Verifikasi dan Rekomendasi Independen  (mad/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE