Senin, 05 Oktober 2015|14:28:06 WIB
PADANG (RRN) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui, Indonesia termasuk negara paling yang banyak masyarakat muslim di dunia. Tapi, angka itu berbanding terbalik bila dibandingkan jumlah investor syariah yang baru mencapai 3.400 orang.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan menjelaskan, dari jumlah investor syariah tersebut, mereka kebanyakan menjadi investor syariah yang memiliki status tertulis saja.
"Jumlah masih minim (investor syariah), jika dibanding total investor mencapai 400 ribu orang," ucap Nicky, ketika ditemui dalam acara workshop wartawan pasar modal 2015 'Meningkatkan Daya Saing Global' di Hotel Mercure, Padang, Senin (5/10/2015).
Jumlah investor syariah yang masih minim, dia menegaskan perlu ditingkatkan dengan cara menjalankan edukasi dan sosialisasi. Buktinya, hanya berjalan enam bulan edukasi dan sosialisasi, jumlah investor syariah dari 2.000 orang menjadi 3.400 orang.
"Kita edukasi dan sosialisasi. Hanya enam bulan naik 40 persen, dari 2.000 orang jadi 3.400 orang yang jadi investor syariah," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida menambahkan, dalam meningkatkan industri pasar modal syariah perlu diberikan insentif khusus, baik penerbit efek syariah maupun investornya. Namun, saat ini OJK sedang mengusahakan insentif terkait pungutan dan pajak.
"Pajak, kita akan koordinasi dengan Ditjen Pajak Kemenkeu. Pungutan juga sedang kami bahas. Tapi, masalah pungutan dibalikkan lagi ke Kemenkeu yang membuat PP terkait pengaturan pungutan OJK," pungkasnya. (mtvn).