Senin, 28 September 2015|10:42:00 WIB
BENGKALIS (RRN) - Perkembangan terbaru, tidak ada satupun Jamaah Haji (JH) kelompok terbang (kloter) II Kabupaten Bengkalis yang terkena musibah tragedi Mina. Sebab saat kejadian rombongan JH kloter II Kabupaten Bengkalis melontar jumroh di lantai tiga, sedangkan tragedi tersebut terjadi di lantai satu. “Alhamdulillah, rombongan kloter II Kabupaten Bengkalis semuanya sehat dan selamat. Karena waktu itu kami berada di lantai tiga dan tidak padat, sementara kejadian itu berada di lantai satu,” ungkap Ketua Rombongan Kloter II Kabupaten Bengkalis, Ismail Mahyudin, ketika dihubungi via seluler sekitar pukul 18.46 WIB atau 14.46 WAS.
Dikatakan Ismail, dirinya dan rombongan kloter II Kabupaten Bengkalis, baru mengetahui berita tragedi Mina yang menelan korban jiwa sebanyak 310 orang, ketika sudah berada di maktab sekitar pukul 12.30 WAS. Waktu itu anak kandung menelpon untuk menanyakan berita terkait tragedi Mina. “Awalnya, saat melontar jumroh, kami dan rombongan tidak tahu tragedi itu. Begitu dinelpon anak saya dari Bengkalis, itu lah tahunya,” ungkap mantan Widiyaswara Badan Pelatihan dan Kepegawaian Bengkalis ini.
Diceritakan Ismail, saat rituan melontar jumroh itu dilakukan bertepatan waktu Dhuha, biasanya dimanfaatkan para jamaah haji untuk berlomba-lomba mencari kesempatan waktu itu untuk melontar jumroh di lantai satu. Rombongan kloter II Bengkalis sepakat untuk melontar jumroh di lantai tiga, agar lebih leluasa dan mudah dalam melaksanakan ritual tersebut. “Waktu itu hati kami digerakan oleh Allah untuk memilih lantai tiga. Ternyata memang benar, ketika sampai di lantai tiga suasana sangat lapang, tidak harus berdesak-desakan. Bahkan saya dan rombongan bisa dekat betul dengan batas melontar,” ungkap Ismail. Ritual selanjutnya, pada hari Tasyriq tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah dilanjutkan untuk melontar tiga tempat jumroh, yakni Aqabah, Wusta dan Ula. Untuk melaksanakan ritual ini, rombongan kloter II Kabupaten Bengkalis sepakat untuk mengambil tempat di lantai tiga. “Setelah subuh kami pergi ke lokasi dan tepat di lantai tiga.” ungkapnya
Ismail mengabarkan bahwa ada satu jamaah haji asal Desa Muntai, Kecamatan Bantan, atas nama Ramlah usia 87 tahun, mengalami sakit dan terpaksa harus masuk ke kamar ICU rumah sakit setempat sejak di Arafah. Namun penyebab sakit Ramlah tidak berkaitan dengan tragedi Mina melainkan faktor usia. Sampai saat ini, warga Muntai ini masih dalam perawatan.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkalis H Jumari menjelaskan, musibah Mina disebabkan terinjak sandar, sehingga terjadi jamaah jatuh beruntun.
Sedangkan Penjabat Bupati H Ahmad Syah Harrofie meminta agar warganya, khususnya umat Islam di daerah ini berdo’a semoga tidak ada Jemaah Haji (JC) Indonesia, khususnya JH asal Kabupaten Bengkalis yang menjadi korban dalam tragedi Mina akibat terinjak-injak saat puncak haji.
Selain ikut mengikuti perkembangan dan mencari informasi, Ahmad Syah mengatakan juga telah menugaskan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Eri Kusuma Pribadi, Kepala Bagian Humas Johansyah Syafri, Kasubbag Peliputan dan Dokumentasi Bagian Humas Adi Sutrisno, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkalis H Jumari untuk mengikuti perkembangan informasi insiden tersebut. “Selain mengikuti perkembangan melalui berbagai media, mereka juga sudah kita minta untuk menghubungi langsung JH kita di tanah suci, baik itu JC yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter 02 maupun 07. Termasuk melalui keluarga mereka,” ujar Ahmad Syah. (hum)