Rabu, 23 September 2015|13:16:30 WIB
JAKARTA (RRN) - Setelah mengumumkan kabinet baru pada Minggu (20/9), perdana menteri Australia yang baru Malcolm Turnbull berharap partisipasi perempuan di parlemen dapat meningkat dan mendapatkan peran penting dalam pemerintahan.
Dilaporkan Channel NewsAsia, Turnbull menaikkan jumlah perempuan di kabinet Australia, dari sebelumnya hanya dua perempuan menjadi lima perempuan.
Diangkatnya Senator Marise Payne menjadi menteri pertahanan perempuan pertama Australia, menjadi salah satu sorotan utama dalam pengumuman kabinetnya, menurut laporan ABC News.
"Pemimpin harus memastikan bahwa ada pembaharuan. Itu sebabnya ada begitu banyak wajah baru di kabinet, lebih banyak perempuan, lebih banyak tokoh muda," kata Turnbull dalam wawancara televisi pertamanya di Channel Nine.
Saat ini, menurut Turnbull, persentase perempuan di parlemen "tidak setinggi yang seharusnya". Turnbull juga berharap ada lebih banyak tokoh wanita yang pantas mendapatkan tugas-tugas penting di pemerintahan.
•
Turnbull berhasil menggulingkan Tony Abbott pekan lalu setelah memenangi pemilihan suara tertutup Partai Liberal, dengan perolehan suara 54-44.
Dalam pengumuman kabinetnya pada Minggu, Turnbull mencopot bendahara negara Joe Hockey, Menteri Pertahanan Kevin Andrews, Menteri Pekerjaan Eric Abetz dan Menteri Usaha Kecil Bruce Bilson yang populer. Sementara Menteri Sosial Scott Morrison menggantikan Hockey sebagai bendahara negara.
Dalam kabinet Turnbull, Julie Bishop tetap berada pada posisi yang sama, yaitu menteri luar negeri sekaligus wakil perdana menteri. Susan Ley juga mempertahankan posisinya sebagai menteri kesehatan dan olahraga.
Trunbull juga menunjuk Michelia Cash sebagai menteri perempuan, posisi yang sebelumnya dijabat oleh Abbott. Cash juga menduduki posisi menteri tenaga kerja.
Sementara, Kelly O'Dwyer ditunjuk sebagai menteri usaha kecil dan asisten bendahara negara.
Menurut Turnbull, seorang pemimpin haruslah menunjukkan "inspirasi untuk menjadi lebih inovatif, lebih optimis, lebih kreatif, lebih produktif."
Meski demikian, para pakar memperingatkan Turnbull bahwa dicopotnya sejumlah tokoh konservatif terkemuka di kabinet bisa memicu perpecahan di partai.
"Kabinet ini disusun berdasarkan prestasi masing-masing," ujar Turnbull menanggapi hal tersebut.
Sebelum terpilih sebagai perdana menteri, Turnbull terkenal sebagai tokoh yang vokal mengkampanyekan pemutusan hubungan Australia dengan monarki Inggris.
Namun kepada Channel Nine, Turnbull menyatakan hal tersebut tak akan jadi isu utama setidaknya sampai rezim Ratu Elizabeth II berakhir.
"Prioritas pemerintah dan prioritas paling utama warga Australia kini lebih utama, khususnya yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan," kata Turnbull.
(ama/stu/fn)