Rabu, 23 September 2015|10:16:31 WIB
BAGANSIAPIAPI (RRN) - Masyarakat diminta untuk mengantisipasi bujuk rayu oknum dari universitas abal-abal yang menawarkan ijazah secara instan. Hal ini terlihat banyaknya universitas yang tertangkap oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) di berbagai wilayah di Indonesia. “Kita tak usah sebutkan namanya, yang jelas ada. Bahkan kita dulu pernah mengintainya dengan Pak Bupati dan yang mengelolapun lari sampai kini tak nampak,’’ kata Plt Sekda Rohil Drs H Surya Arfan MSi kepada awak media, Selasa (22/9) usai memimpin pertemuan dengan pengelola Universitas Terbuka (UT) di Lantai IV Kantor Bupati Rohil.
Adapun korban penipuan modus ijazah ini adalah para guru yang belum Strata Satu (S1) namun sejak 2005 diingatkan sehingga mencari cara-cara yang instan. ‘’Itu sangat salah. Di mana letak tanggung jawab moral sebagai guru, kan banyak sekolah tinggi yang diakui keberadaanya,’’ jelas Sekda.
Mantan Kadisdik Rohil ini menjelaskan, saat itu hanya dengan membayar Rp15 juta maka korbannya bisa memilih ijazah apa yang diinginkan. Namun saat aktivitas perkulihan dosennya hanya 1 orang dan mengajar banyak mata kuliah. Hal ini tentu saja tak masuk akal dan setelah dicurigai dan ketika ditanyakan keabsahannya hingga kini dosen tersebut lari. Untuk lokasinya, Sekda menjelaskan universitas ini beroperasi di Kecamatan Bangko dan Bagansinembah, namun untung saja cepat diketahui sehingga korban-korbannya kini sudah masuk kuliah di universitas yang diakui.
’’Untuk Rohil kita ada Universitas Riau Kampus Rokan Hilir, ada Sekolah Tingga Agama Islam Ar-Ridho di Bagansiapiapi, ada Sekolah Tinggi Ilmu Teknologi (STIT Dar Aswaja) Kubu dan Sekolah Tinggi Agama Islam Rokan (STAIR) di Bagan Batu,’’ jelas Sekda.
Sementara itu untuk kelas jauh yang diakui Dikti Pusat hanya Universitas Terbuka (UT). Untuk itulah Pemkab Rohil menyambut baik kedatangan pihak UT dari Jakarta untuk kembali membuka program studi S1 dan S2 bagi guru, PNS dan umum. ‘’Tahap awal kita inventarisasi dulu karena banyak mahasiwswa UT mengeluhkan sulit selesai dan sarjana, jadi kita lihat apa faktor dan kendalanya,’’ jelas Sekda. (hum)