Setahun Tragedi Pungkat, Warga Masih Trauma dan Pertanyakan Penyelesaian Kasus PT SAL
Meski telah berlangsung setahun lalu, masyarakat Pungkat masih trauma dengan tragedi perselisihan dengan PT SAL. Pemerintah diminta selesaikan permasalahan sampai tuntas dan tidak merugikan masyarakat./FOTO: riauterkini

Setahun Tragedi Pungkat, Warga Masih Trauma dan Pertanyakan Penyelesaian Kasus PT SAL

Selasa, 15 September 2015|10:32:18 WIB




PUNGKAT (RRN) - Untuk melawan lupa, satu tahun pasca peristiwa 'Pungkat Kelabu', masih menyisakan trauma dan tanda-tanda masyarakat atas penyelesaian kasus ini. Mereka meminta pihak terkait tuntas menyelesaikan berbagai dugaan berbagai penyimpangan, mulai dari proses pemberian perizinan kepada perusahaan sawit ini dan aksi lain yang merugikan masyarakat dan lingkungan hidup lainnya. “Masih trauma lah pak, kejadian seperti itu tidak pernah terlintas dalam benak masyarakat Pungkat. Aparat bersenjata lengkap menyerbu kami, hingga banyak warga yang lari ke dalam hutan hingga berbulan-bulan,” ungkap salah seorang warga Pungkat, baru-baru ini.


Sekedar mengingatkan, berdasarkan laporan Gerakan Rakyat Menolak PT Setia Agrindo Lestari (Surya Dumai Grup), kejadian tragis ini bermula dari aksi pembakaran 9 unit alat berat milik PT SAL oleh warga akibat tidak adanya kejelasan tindaklanjut mereka atas penguasaan lahan masyarakat dan pengrusakan kawasan hutan kepada pemerintah dan pihak terkait.


Banyak warga mengaku trauma dan mengalami kejadian yang sulit dilupakan, bahkan mungkin seumur hidup mereka. Suasana desa saat itu dicekam ketakutan. Saking takutnya, mendengar speedboat melintas di sungai dan helikopter terbang di udara saja, warga sudah kabur ke dalam hutan.


Kejadian ini menyebabkan dua warga mengalami gangguan jiwa. NH, perempuan, 18 tahun tak bisa mengenali kedua orangtuanya dan kerap berteriak dari dalam rumah. SH, lelaki 27 tahun, hanya mengurung diri di kamar. Selama beberapa hari polisi menginap di Desa Pungkat, mereka terus memburu tersangka yang kabur. Polisi keluar dari Desa Pungkat Sabtu (9/8/14) lalu, setelah tim investigasi PWI, KNPI dan LSM PERAN Inhil datang ke desa ini.


Setelah kejadian ini, PT SAL tetap beraktifitas, tidak mengindahkan, bisa dikatakan melecehkan 3 surat penghentian sementara sampai permasalahan ini dapat diselesaikan, surat pertama dari BPPMPD Inhil, Asisten I dan terakhir Bupati Inhil, HM Wardan.


Aksi perusahaan ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan terutama Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), sampai turunnya media nasional melakukan liputan langsung ke lapangan. Setelah berita ini muncul massif di media lokal dan nasional, barulah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menurunkan tim ke lokasi.


Terakhir kasus Pungkat ini juga menarik LSM lingkungan internasional asal Jepang, Japan Tropical Forest Action Network (JATAN) juga melakukan investigasi ke Desa Pungkat baru-baru ini. "Kami juga ingin tahu penyelesaian berbagai kasus atas kerusakan lingkungan hidup dan kawasan gambut oleh PT SAL ini," sebut Asmar, tokoh masyarakat Pungkat. (teu/rtc)
 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE