Sudah 2 Meninggal, DBD Ancam Meranti

Sudah 2 Meninggal, DBD Ancam Meranti

Senin, 14 September 2015|10:46:40 WIB




MERANTI (RRN) - Demam berdarah dengue (DBD) saat ini tengah mewabah di Kepulauan Meranti. Dari data Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti sejak bulan Januari sampai dengan Agustus sudah mencapai 95 kasus penderita DBD. Dimana dua orang di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan pada tahun 2014 tercatat 104 kasus DBD dengan satu orang meninggal dunia, dan saat itu sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Ria Sari saat dikonfirmasi, Sabtu (12/9/2015) membenarkan bahwa sudah jatuh korban jiwa akibat DBD. Hal ini semakin menambah daftar bahwa setiap tahun terjadi korban jiwa akibat DBD di Kepulauan Meranti.

"Yang meninggal akibat DBD merupakan anak 8 tahun dari Kecamatan Pulau Merbau. "Kejadian meninggalnya sudah terjadi sebelum bulan puasa lalu," ungkap dr Ria.

Beselang beberapa bulan kemudian satu balita yang berusia delapan bulan warga desa Alahair Timur, Kabupaten Kepuluan Meranti juga harus meregang nyawa akibat penyakit yang diwaba oleh nyamuk Pembunuh nyamuk Aides Aigepty.

Dikonfirmasi masalah terkait melalui jajaran Pengendalian Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) Taufik Mubarok membenarkan atas kejadian tersebut. Balita yang tadinya sempat dibawa ke bidan setempat, dan Klinik Praktek Umum pun tidak bisa ditangani secara itensif tanpa ada perubahan trombosit sehingga pihak keluarga membawa balita tersebut ke RSUD Kabupaten Kepuluan Meranti.

Sesampainya di RSUD Meranti langsung dirwat secara intensif, dalam waktu bersamaan pihak RSUD memberi rujukan kepada pihak keluarga agar segera di bawa kerumah sakit Tanjung Balai Karimun, setibanya disana selang dengan waktu yang tidak lama tepat pada Kamis (3/9/2015) malam, balita tersebut telah menutup hidupnya dirumah Sakit Tanjung Balai Karimun.

Walaupun begitu hingga kini Diskes Kepulauan Meranti belum menetapkan kondisi itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Karena dikatakannya mulai tahun ini penetapan KLB dilakukan jika DBD merenggut 3 korban jiwa.

"Kalau sudah merenggut 3 korban jiwa, baru kita menetapkan menjadi KLB. Kalau masih dua orang korbannya, masih belum KLB," ujar Ria.

Guna menghindari DBD pihak Diskes juga mengakui sebelumnya pemberian larvasidasi tidak diberikan secara merata, dikarenakan Program pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida (larvasidasi) hanya diberikan kepada desa memiliki potensi kasus DBD yang tinggi saja, pemberian pun hanya dilakukan pertiga bulan sekali.

"Kita meminta kepada seluruh Puskesmas Meranti untuk dapat berkerja sama guna membagikan Larvasidasi secara merata dikarenakan setiap Puskesmas Meranti mempunyai dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas," terang Ria.

Dia juga mengharapkan kepada seluruh masyarakat dapat lebih menjaga lingkungan. Karena penyebab DBD, sebutnya diakibatkan oleh lingkungan yang tidak bersih dan sehat. Sehingga membuat nyamuk mudah berkembang.

"Wilayah yang paling tidak bersih lingkungannya menurut catatan dari seluruh puskesmas yakni Puskesmas Alah Air," ujarnya lagi.

Lebih lanjut dikatakannya pencegahan terus diupayakan oleh pihak Dinas Kesehatan. Caranya dengan mengajak masyarakat membersihkan lingkungan.

Ria juga mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk turut serta peduli lingkungan terutama kerap melakukan kegiatan menguras penampungan air, mengubur barang bekas dan menutup tempat penampungan air. Namun begitu jika di wilayah tertentu sudah terdapat warga yang terjangkit, maka sejumlah upaya yang dilakukan Diskes yakni melakukan fogging dalam jarak radius 100 meter dari lokasi terjangkitnya warga. Kemudian memberikan bubuk abate kepada warga dan lainnya.

Menanggapi hal ini Ketua Komisi C DPRD Kepulauan Meranti Ardiansyah mengharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk bertindak cepat dalam mengatasi masalah ini.

"Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk bertindak cepat mengatasi masalah DBD ini,agar tidak ada lagi jatuh korban selanjutnya. Dan kepada masyarakat harus tanggap bila menemui gejala DBD,karena DBD bisa diselamatkan bila cepat dibawa ke rumah sakit," kata Ardiansyah. (Alo/fn)







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE