Jumat, 26 November 2021|19:44:00 WIB
RADARRIAUNET.COM: Membaca syair merupakan salah satu pengajaran sastra yang ada dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sebagai salah satu bentuk karya sastra, syair cukup banyak manfaatnya bagi perkembangan anak khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Atas.
Demikian disampaikan Dr. H. Sudirman Shomary, M.A. Ketua Tim Pengabdian kepada masyarakat pelatihan membaca syair saat memberikan pelatihan membaca syair bagi siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kampar.
Dr. H. Sudirman Shomary, M.A bersama Idawati, S.Pd., M.A serta Dr. Fatmawati, S.Pd., M.Pd didampingi Zhari Abadi dan Adil Zaldi Aldika melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melakukan pengabdian masyarakat yang dipusatkan di SMAN 2 Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
Menurut Sudirman, membaca syair merupakan salah satu media yang tepat untuk mengajarkan nilai moral kehidupan kepada anak.
"Penyampaian yang menarik dan indah dengan kalimat sederhana tentunya akan membuat anak tertarik dan mudah mengingatnya, kata Doktor lulusan Malaysia itu kepada www.radarriaunet.com.
Dengan demikian kata Sudirman, secara tidak langsung dan tanpa sadar anak telah diajarkan nilai–nilai kebaikan yang dengan sendirinya akan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Bagi siswa Sekolah Menengah Atas, membacakan syair terkadang menjadi suatu hal yang menakutkan atau menjadi momok bagi mereka, walaupun mereka senang dengan pembelajaran membacakan syair.
Sebagian besar siswa masih menganggap pembelajaran membacakan syair adalah suatu pembelajaran yang sulit dan menakutkan.
Setiap ada perlombaan membacakan syair, guru kesulitan mencari siswa yang bersedia dan berani dalam hal membacakan syair.
Hal itu disebabkan siswa tidak terbiasa membacakan syair di depan orang," paparnya.
Sudirman menambahkan, tujuan pengabdian kepada masryarakat ini, diharapkan memberikan pengetahuan praktis membacakan syair yang tepat sesuai dengan teknik membacakan syair meliputi lafal, nada, tekanan, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang tepat.
"Manfaatnya, siswa mampu atau terampil membacakan syair dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan lomba membacakan syair yang dilaksanakan di sekolah atau antar sekolah," tambahnya.
Mengutip tulisan Zalila Sharif dan Jamilah Hj. Ahmad, yang diterbitkan Tahun 1993 di halaman 19, menyatakan syair adalah bentuk syair Melayu/ Indonesia. syair sejenis syair terikat, umumnya terdiri dari empat larik serangkap/sebait, empat perkataan selarik mempunyai rima akhir a-a-a-a, dengan sedikit variasi (seperti a-b-a-b, atau a-a-b-b) dan pengecualian.
Idawati, S.Pd., M.A menyebutkan, pembelajaran membacakan syair sangat penting bagi siswa Sekolah Menengah Atas.
"Di samping melatih kemampuan bersastra, membacakan syair juga bisa melatih kemampuan mental siswa untuk tampil di depan orang banyak.
Selain itu, membacakan syair juga bisa membangun karakter dan kepribadian siswa karena di dalam syair banyak mengandung pesan dan nilai-nilai moral," kata dosen yang piawai membacakan syair itu.
Idawati menuturkan, kesulitan membacakan syair banyak terjadi di lingkungan Sekolah Menengah Atas.
"Banyak guru mengeluh ketika siswanya enggan tampil membaca syair," tuturnya.
Fatmawati menyebutkan, membacakan syair dapat membangun karakter dan kepribadian siswa karena di dalam syair banyak mengandung pesan dan nilai-nilai moral.
"Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilakukan dengan merumuskan masalah tentang cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membaca syair siswa," sebutnya.
Pengabdian ini kata Fatmawati selain memberikan edukasi kepada siswa, kegiatan ini memiliki target luaran jurnal nasional tidak terakreditasi atau prosiding nasional maupun internasional.
"Dan juga terbit di media online atau prosiding nasional," pungkasnya. RR