Selasa, 04 Agustus 2020|18:50:16 WIB
RADARRIAUNET.COM: Indonesia dinilai memiliki peluang untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi imbas pandemi covid-19. Pasalnya, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2020 masih mencatatkan pertumbuhan positif.
Mengutip laman medcom.id, Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan meski kontraksi ekonomi kemungkinan terjadi pada kuartal II, perekonomian Indonesia masih akan ditopang oleh tingkat konsumsi yang relatif tinggi.
"Resesi teknikal masih dapat dihindari, setidaknya hingga kuartal III-2020. Dengan cukup masifnya rencana stimulus, disertai dengan skema-skema pendanaan dari pemerintah, seharusnya stimulus tersebut dapat membantu pemulihan ekonomi di kuartal III-2020," katanya di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020.
Sayangnya kasus covid-19 belum juga menunjukan tren penurunan, dan penyerapan anggaran atau stimulus dari pemerintah relatif rendah. Karena itu, pemerintah perlu memberikan restriksi keras pada daerah yang kasusnya masih tinggi.
"Selama satu sampai dua minggu dengan harapan pertumbuhan kasus baru melambat, dan pada gilirannya akan membuka jalan untuk membuka kembali perekonomian. Bersamaan dengan itu, pemerintah perlu mempercepat penyerapan terutama untuk bansos dan UMKM, sehingga masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas ekonomi," ungkapnya.
Josua menambahkan resesi yang terjadi pada zona Eropa cenderung disebabkan oleh kontraksi yang sudah terlebih dahulu terjadi pada kuartal I-2020, yakni pertumbuhan PDB negara Eropa berkontraksi sebesar minus 3,6 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi untuk kedua kalinya pada kuartal II-2020 dengan mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar minus 32,9 persen.
"Kontraksi di zona Eropa ini merupakan kontraksi terdalam sejak PDB gabungan tercatat di 1995, dan mengindikasikan bahwa krisis pandemi covid-19 ini melebihi dampak dari krisis global 2008. Resesi yang terjadi pada benua Eropa sejalan dengan resesi yang terjadi pada AS," pungkas dia.
RRN