Rabu, 29 Juli 2020|13:23:42 WIB
RADARRIAUNET.COM: Pilot pesawat tempur Jepang Letnan Kolonel Takamichi Shirota mengatakan wilayah udara mereka berada di bawah tekanan yang semakin meningkat dari China. Lebih dari dua kali sehari pilot pesawat tempur Jepang mendengar bunyi sirine dan suara pesawat melesat ke arah jet mereka.
Dikutip dari Cnnindonesia.com, sebanyak 947 ancaman udara dialami Jepang dalam setahun terakhir. Sebagian dari jumlah itu, pelakunya adalah pesawat tempur dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF). Shirota mengatakan jumlah potensi serangan terus meningkat.
"Jumlah ancaman terhadap pelanggaran wilayah udara meningkat pesat selama dekade terakhir terutama di zona udara barat daya," kata Shirota dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN.
Daerah barat daya termasuk Kepulauan Senkaku atau Kepulauan Diaoyu, yakni pulau berbatu dan tak berpenghuni di bawah pemerintahan Jepang namun juga diklaim oleh China sebagai wilayahnya.
Ancaman juga merambah ke Okinawa yang merupakan rumah bagi Pangkalan Udara Kadena Angkatan Udara AS dan merupakan instalasi utama untuk penerbangan di atas perairan Laut China Selatan.
Sementara China mengatakan kehadiran pasukannya di Kepulauan Senkaku atau Diaoyu adalah hak kedaulatannya.
"Pulau Diaoyu dan pulau-pulau yang berafiliasi adalah wilayah yang melekat dengan China, China bertekad untuk menjaga kedaulatan wilayah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada Juni.
Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan China tidak menanggapi permintaan komentar.
Namun Jepang mengatakan pesawat-pesawat China yang sering menyusup ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) ukurannya bervariasi tergantung lokasi.
Komandan Skadron Tempur Taktis ke-204 JASDF 204 di Pangkalan Udara di Okinawa, Shirota, menyiagakan pilotnya dalam 24 jam sehari dan 365 hari dalam setahun untuk bertugas di wilayah ADIZ.
Shirota mengatakan Angkatan Udara Bela Diri adalah satu-satunya entitas yang mampu melindungi wilayah Jepang termasuk udara.
"Kami menunggu dengan berjaga di darat sepanjang waktu dalam situasi tegang. Begitupun ketika di udara, kami menjaga motivasi ini setiap saat," ujar Shirota.
"Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi saat terbang. Kami mungkin menyaksikan mereka (pesawat China) pergi (dari wilayah Jepang), atau kami mungkin berhadapan (dengan mereka)," ujarnya.
RRN/CNN/SMR