Rabu, 11 Maret 2020|15:39:02 WIB
RADARRIAUNET.COM: Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan pihaknya sudah berkonsultasi dengan RSPI Sulianti Saroso untuk memberi pendampingan psikologis kepada pasien positif corona kasus 01. Pasien kasus 01 itu diketahui dirawat sejak Minggu 1 Maret lalu dan hingga hari ini masih positif covid-19 meski kondisi semakin membaik.
"Kami konfirmasi dengan dirutnya (RSPI) bisa nggak intervensi psikologis, dan itu sudah dilakukan, untuk supporting kejiwaan," ucap Yurianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/3).
Yurianto menyebut pasien kasus 01 diduga masih positif karena secara psikologis merasa tertekan akibat identitasnya yang tersebar,menyitat dari CNNI Selasa (3/Maret/2020).
"Namun saya sampaikan bahwa memang [pasien kasus 01] agak tertekan karena publikasi yang masih menghantui. Kalau nanti pulang [khawatir] jangan-jangan saya tidak diterima oleh tetangga, lingkungan dan sebagainya," tuturnya.
Atas dasar itu pemerintah memberi perhatian khusus kepada pasien kasus 01 dengan melakukan pendampingan psikologis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa khawatirnya.
Lebih lanjut Yuri juga menyampaikan kondisi sejumlah pasien positif corona lainnya, termasuk pasien kasus 08 yang sebelumnya sempat dalam kondisi sedang ke berat karena kompilasi penyakit lain. Saat ini pasien kasus 08 itu mengalami perkembangan signifikan.
Sebelumnya pasien kasus 08 dirawat dengan ventilator dan menggunakan alat bantu pernapasan. Hal ini karena yang bersangkutan sudah mengeluh sakit diare dan punya penyakit diabetes sebelum tertular virus corona dari istrinya."Sekarang ventilator sudah dilepas, dan sudah bisa bernapas spontan. Meskipun masih menggunakan [alat bantu] oksigen," tambah Yurianto.
Sedangkan kasus-kasus lainnya, terlepas dari kasus 06 dan kasus 14 yang pada pemeriksaan pertama sudah negatif, kondisi fisik mereka sudah mulai membaik. Diketahui sore kemarin pemerintah mengumumkan 13 kasus baru positif virus corona di Indonesia. Total kasus covid-19 di Indonesia sejauh ini 19 orang. Semua pasien positif corona itu terdiri dari klaster sumber penularan kasus 01, yakni kasus 02, 03, 04, 05, 10, 11, dan 12. Kemudian subklaster kasus 13 yang menular dari kasus 03.
Kemudian ada pasien yang merupakan klaster imported case alias kasus dari luar negeri, yakni kasus 06 yang merupakan ABK Kapal Pesiar Diamond Princess, kasus 07, kasus 09, kasus 14, kasus 17, kasus 18, dan kasus 19. Terakhir kasus 08 yang menular dari kasus 07, dan kasus 16 menular dari kasus 15. RSPI Rancang Program Pulihkan Kondisi Psikologis Pasien Corona Pemulihan Psikologis Pasien Positif Corona.
Sementara itu RSPI Sulianti Saroso juga saat ini juga tengah merancang program untuk membantu pemulihan kondisi psikologis pasien positif corona yang diisolasi. Hingga Selasa (10/3), ada 6 pasien positif corona dan 3 pasien dalam pengawasan yang diisolasi di RSPI. "Kami sedang mengupayakan untuk membuat suatu video, kemudian yang bisa dilihat para pasien ini supaya membantu psikologis mereka, jadi apapun juga kami upayakan untuk memperbaiki kondisi mereka," kata Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSPI Sulianti Saros, Dyani Kusumowardhani, Selasa (10/3).
Namun, Dyani belum menjelaskan lebih detail terkait konsep video yang akan mereka gunakan. Sebab konsepnya masih disusun oleh tim psikolog.ander dan Ratu Maxima. Mereka berempat berfoto bersama keris itu. "Intinya akan membantu pasien yang dalam perawatan, di ruang isolasi, sendiri, dalam keadaan mungkin tidak nyaman ya, bisa menjadi lebih baik dan mendukung untuk percepatan kesembuhan pasien," kata dia.
Ia mengatakan, saat ini, pasien yang sedang diisolasi memang diperkenankan untuk menggunakan telepon genggam. Namun hal tersebut sebenarnya sempat menjadi pertimbangan pihak rumah sakit mengingat ponsel merupakan barang di luar kebutuhan perawatan."Kalau melihat ada barang lain masuk selain kebutuhan perawatan, itu kan menambah resiko untuk penularan penyakit. Tetapi dengan pertimbangan lain, kami masih mengizinkan dengan ketentuan bahwa dia tidak melakukan kontak yang berlebihan," kata Dyani.
RR/DRS/CNNI