Raja Belanda Minta Maaf Atas Kekerasan Masa Lalu di Indonesia
Jokowi menerima keris Pangeran Diponegoro dari Raja dan Ratu Belanda. Foto CNN Indonesia

Raja Belanda Minta Maaf Atas Kekerasan Masa Lalu di Indonesia

Rabu, 11 Maret 2020|13:26:59 WIB




RADARRIAUNET.COM: Di hadapan Presiden Joko Widodo, Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permohonan maaf atas kekerasan yang terjadi di Indonesia di masa lalu usai proklamasi kemerdekaan."Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa.

Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," kata Willem Alexander di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (10/3).

Menurutnya, pemerintah Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia sejak 2005. Saat itu, Pemerintah Belanda, dengan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Bernard Bot, melakukan kunjungan resmi pertama di Indonesia.

"Pemerintah Belanda telah mengakui secara politik maupun moral sejak 15 tahun lalu. Kami mengucapkan selamat pada Indonesia yang merayakan 75 tahun kemerdekaan 17 Agustus nanti," tuturnya.

Raja Alexander menyatakan bahwa sejarah masa lalu memang tak bisa dihapus dan harus diakui oleh generasi selanjutnya. Ia juga menyadari bahwa luka dan kesedihan keluarga dari korban penjajahan masih terasa hingga saat ini.

Namun, menurutnya, kunjungan ini menjadi sebuah harapan dan tanda bahwa negara yang pernah berlawanan dapat tumbuh bersama.

"Ini menjadi harapan dan tanda bahwa negara yang pernah berlawanan dapat tumbuh dan berkembang bersama membentuk hubungan baru berdasarkan rasa saling menghormati, kepercayaan, dan persahabatan," katanya.

Raja Alexander juga menyakini bahwa ikatan antara Belanda-Indonesia akan semakin kuat. Ia juga mengklaim masih banyak pemuda dari Indonesia yang berminat mengenyam pendidikan di negeri kincir angin tersebut.

"Banyak orang di Belanda yang merasakan ikatan mendalam dengan Indonesia. Sangat memuaskan juga melihat jumlah pemuda Indonesia yang berminat belajar ke Belanda terus meningkat," ujar Raja Alexander.

Sementara Jokowi menyatakan bahwa sejarah masa lalu memang tak dapat dihapus. Namun, menurutnya, hal itu dapat menjadi pelajaran untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.

"Saya ingin menyampaikan bahwa kita tentu tidak dapat menghapus sejarah, namun kita dapat belajar dari masa lalu. Kita jadikan pelajaran tersebut untuk meneguhkan komitmen membangun sebuah hubungan yang setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan," ucapnya.

Diketahui, pada 16 Agustus 2005 Menlu Belanda Bernard Bot menghadiri peringatan 60 tahun kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Ini merupakan kedatangan pejabat tinggi Kerajaan Belanda pertama dalam perayaan HUT RI.

Dalam kunjungan itu, ia tak menyinggung soal permintaan maaf atas penjajahan Belanda. Namun, Bot menyinggung bahwa kehadirannya bisa dianggap sebagai penerimaan 17 Agustus secara politik dan moral.

Sebelum pengakuan itu, Belanda berkukuh bahwa kemerdekaan Indonesia bukan pada 17 Agustus 1945, tapi 27 Desember 1949, atau saat penyerahan kedaulatan di Amseterdam.

Keris Asli Diponegoro

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi menyatakan keris yang dikembalikan kerajaan Belanda kepada Indonesia asli milik Pangeran Diponegoro.Pengembalian keris itu dilakukan secara simbolik dari Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).

Menurut Retno, pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim untuk mengecek keaslian keris tersebut.Dengan datangnya tim dari Indonesia maka sudah dikonfirmasi keris itu adalah keris Diponegoro dan dikembalikan ke Indonesia," ujar Retno.

Dalam proses pengecekan itu, Retno juga berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian roses pengecekan keaslian keris itu dilakukan oleh tim dari Kemdikbud dan tim ahli.

"Saya berkonsultasi juga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian beliau mengutus Dirjen Kebudayaan bersama ahli dari Indonesia untuk mengecek," katanya.

Keris itu sebelumnya dipamerkan dalam sebuah kotak kaca saat kunjungan kenegaraan Raja dan Ratu Belanda, Willem Alexander dan Maxima, Selasa (10/3).

Keris itu sempat hilang selama ratusan tahun. Media setempat NRC pada Kamis (4/3), melaporkan keris tersebut berhasil ditemukan dalam koleksi nasional di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda diketahui menyerahkan kembali keris milik Pangeran Diponegoro tersebut melalui Duta Besar Indonesia I Gusti Agung Wesaka Puja. Setelah dikembalikan, keris itu rencananya akan disimpan pemerintah Indonesia di Museum Nasional, Jakarta.

 

RR/cnni/zet







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE