Jumat, 28 Februari 2020|10:59:00 WIB
RADARRIAUNET.COM: Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menangguhkan sementara waktu seluruh kunjungan ke negara tersebut, termasuk dari Indonesia baik untuk tujuan umroh maupun kunjungan ke Masjid Nabawi. Hal itu menyusul perkembangan kasus penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam keterangan resmi yang diunggah Kementerian Luar Negeri Arab Saudi melalui akun Twitter resmi mereka, pihak Kerajaan terus mengikuti perkembangan yang terjadi.
Sehingga, sesuai dengan rekomendasi dari otoritas kesehatan yang berkompeten, kerajaan bersikap untuk mengimplementasikan standard internasional tertinggi yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO guna menghentikan, mengendalikan dan menghilangkan virus tersebut.
“Kerajaan menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara dan harus terus-menerus dievaluasi oleh pihak yang berwenang,” tulis keterangan resmi Kemenlu Arab Saudi seperti dilansir Kompas.com, Kamis (27/2).
Selain kedua hal tersebut, penangguhan juga berlaku bagi mereka yang ingin melakukan kunjungan wisata bagi turis yang datang dari negara dimana Covid-19 telah menyebar, sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh otoritas kesehatan yang kompeten.
Lebih jauh, penangguhan juga dilakukan terhadap warga Saudi maupun warga negara anggota Dewan Kerjasama Teluk yang akan melakukan perjalanan dari dan menuju wilayah Arab Saudi.
Aturan ini dikecualikan bagi warga Saudi yang berada di luar negeri, jika mereka keluar dari wilayah Kerajaan dengan menggunakan kartu identitas nasional, serta warga Dewan Kerjasama Teluk yang ingin kembali ke negara masing-masing, dengan menggunakan kartu identitas nasional.
“Agar otoritas terkait di pintu masuk untuk memverifikasi dari mana negara waktu pengunjung sebelum kedatangan mereka kerajaan, dan menerapkan tindakan pencegahan Kesehatan untuk menangani ini berasal dari negara ini,” imbuh keterangan tersebut. Pemerintah Arab Saudi menegaskan, pihak kerajaan selalu mendukung langkah internasional guna membatasi penyebaran virus.
“Kementerian Luar Negeri juga mengimbau kepada warga negara untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara di mana Coronavirus baru menyebar,” tutup imbauan tersebut.
Menyusul penangguhan kunjungan umrah sementara waktu tersebut, kini mulai terasa dampaknya bagi umat Islam yang ingin berkunjung ke Tanah Suci. Pada hari Kamis kemaren, ratusan jemaah umrah tampak telantar di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Salah seorang jemaah asal Lombok, Saiful, mengatakan sudah mendapatkan pemberitahuan pembatalan keberangkatan dari pihak biro. "Sudah diberi tahu jam 12.00 tadi," ujar dia saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (27/2).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, rombongan umrah tampak memenuhi kursi-kursi di ruang tunggu. Mereka sudah siap berangkat lengkap dengan seragam dari biro umrah masing-masing.
Tas mereka diletakkan di dekat bangku masing-masing. Para lansia yang menjadi jemaah umrah terlihat mengobrol dengan rekan mereka atau tidur di bangkunya. Jemaah banyak yang lelah dan tertidur di lantai. Beberapa kali, petugas terlihat menegur jemaah untuk tidak menggunakan lantai sebagai tempat tidur.
Saiful mengatakan, dirinya dan 203 jemaah asal Lombok lainnya merasa tidak percaya dengan pengumuman tersebut. "Awalnya saya kira hoaks," ujar dia.
Namun, setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, dia melihat banyak jemaah umrah lainnya yang ikut telantar di bandara. "Sampai sini ternyata bukan sendiri saya," kata dia.
Saiful mengatakan, jemaah sudah diberikan informasi pembatalan penerbangan menuju Jeddah, Arab Saudi, lantaran kebijakan baru Raja Salman. "Kalau sampai sore ndak berangkat, katanya mau diinapkan di hotel," tutur Saiful.
Adapun sebelumnya, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menangguhkan seluruh kunjungan ke negara tersebut, baik untuk tujuan umrah maupun kunjungan ke Masjid Nabawi, untuk sementara waktu. Hal itu menyusul perkembangan kasus penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) dalam beberapa waktu terakhir.
Meski begitu, beberapa agen perjalanan mengatakan bahwa pihaknya belum menerima pembatalan dari pelanggan yang telah membeli paket umrah. "Saat ini masih tunggu (informasi lebih lanjut) dari Kedubes Arab.
Tadi pagi ada informasi sementara untuk penangguhan umrah, tapi kita tunggu ada travel warning dan update lebih lanjut. Kalau belum ada travel warning, kita tetap akan berangkatkan," kata Travel Consultant Antavaya Febiola saat ditemui di Jakarta, Kamis (27/2).
Febiola menuturkan bahwa meski mereka tetap menjalankan paket umrah, namun terdapat beberapa pelanggannya yang sudah menghubungi untuk mengetahui informasi lebih lanjut. Sejauh ini, lanjut Febiola, sudah ada beberapa pelanggan yang memiliki jadwal perjalanan paket umrah 1 Maret 2020 meminta pembatalan.
Kendati demikian, Febiola mengatakan pihaknya sedang membujuk untuk melakukan penjadwalan ulang.Febiola menuturkan bahwa untuk bulan Maret 2020 sendiri, terdapat 3 grup perjalanan paket umrah. Sementara pada April 2020, terdapat 5 grup. Dari 8 grup perjalanan tersebut, hanya grup perjalanan umrah bulan Maret yang cukup waspada akan informasi penangguhan umrah dari Arab Saudi tersebut.
Senada dengan Febiola, Travel Consultant Dwidaya Tour Dheni menuturkan bahwa pembeli paket umrah dari agen perjalanannya sejauh ini belum ada yang minta pembatalan dan pengalihan perjalanan.
"Paket umrah kami masih berjalanan dengan normal karena perjalanan umrah kami paling dekat itu bulan April nanti," kata Dheni.
Dheni juga menuturkan bahwa sejauh ini pihaknya masih belum ada informasi lebih lanjut terkait penangguhan umrah akibat Covid-19 sehingga paket umrah masih bisa dipesan. Sementara untuk agen perjalanan Bayu Buana, Supervisor Neshya mengatakan bahwa pihaknya juga belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait penangguhan.
Oleh karena itu, mereka akan tetap memberangkatkan para pelanggan paket umrah tersebut. "Kecuali kalau ada travel warning dari airlines," kata Neshya.
RR/kps/zet