Bulog Ajukan Permintaan Impor Gula 200 Ribu Ton
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh. Foto: Mi

Bulog Ajukan Permintaan Impor Gula 200 Ribu Ton

Kamis, 20 Februari 2020|16:07:27 WIB




RADARRIAUNET.COM: Perum Bulog mengajukan permintaan impor gula konsumsi sebesar 200 ribu ton kepada pemerintah.Gula impor dibutuhkan untuk kegiatan operasi pasar demi menurunkan harga komoditas tersebut di pasar.

Sebagaimana diketahui, di beberapa daerah, harga gula sudah menyentuh Rp14 ribu per kilogram, melewati harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp12.500 per kilogram.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh melihat stok yang ada saat ini sudah sangat minim, sementara permintaan masyarakat tetap tinggi. Kondisi itu pun membuat harga melonjak.

Jika terus dibiarkan, ia khawatir harga gula akan terus merangkak naik hingga lebaran dan menjadi masalah bagi pemerintah.

"Karena panen tebu baru ada setelah lebaran. Jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula konsumsi 200 ribu ton," ujar Tri kepada Media Indonesia, Rabu (19/2).

Jumlah sebanyak itu, lanjut dia, akan digunakan sepenuhnya untuk membanjiri pasar pada periode sebelum Ramadan hingga usai lebaran. Bulog tidak akan menjadikan gula konsumsi impor sebagai stok perusahaan.

"Ini sepenuhnya untuk stabilisasi harga. Bukan untuk stok-stok," tuturnya.

Tri berharap, pemerintah bisa segera membahas usulan tersebut di dalam rapat koordinasi terbatas dan memberikan penugasan dalam waktu kurang dari satu bulan.

"Mestinya dalam sebulan sudah harus masuk. Yang jadi persoalan nanti kalau menjelang lebaran belum ada. Makanya harus segera diputuskan," tandasnya.

Menanggapi usulan itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pemerintah akan segera menindaklanjuti dengan menggelar rapat koordinasi terbatas.

"Impor gula harus berdasarkan rakortas, tidak serta merta kita main keluarkan. Harus ada koordinasi dengan kementerian lain supaya tepat sasaran," ucap Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2).

Agus menyebut pemerintah akan terlebih dulu menghitung secara tepat berapa kebutuhan yang diperlukan selama periode Ramadan dan lebaran.

"Kita koordinasikan dulu. Kalau kita masukin tanpa terkendali nanti juga jadi masalah. Jangan sampai merusak petani kita. Harga jangan terlalu murah, terlalu mahal ya apa lagi," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, untuk bisa mengimpor gula, perusahaan, termasuk Bulog, harus mendapat rekomendasi dari Kementerian Perindustrian dan izin dari Kementerian Perdagangan.

 

RR/MI







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE