Iran Ditolak Saudi Hadiri Rapat OKI untuk Bahas Palestina
Ilustrasi bendera Iran. Foto: CNNI

Iran Ditolak Saudi Hadiri Rapat OKI untuk Bahas Palestina

Rabu, 05 Februari 2020|12:18:27 WIB




RADARRIAUNET.COM: ran menyatakan bahwa Arab Saudi menolak delegasi mereka untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah yang membahas rencana perdamaian Israel-Palestina hasil rancangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (3/2).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Seyyed Abbas Mousavi mengatakan Saudi tidak mengeluarkan visa bagi delegasi Iran yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Hossein Jaberi Ansari hingga menit-menit akhir jelang pertemuan.

Atas penolakan itu, kata Mousavi, Iran mengirimkan nota protes ke sekretariat OKI di mana isinya juga akan didistribusikan kepada negara anggota,menyitat dari CNNI Selasa (04/02/2020).

"Menyoroti penyalahgunaan Arab Saudi selaku tuan rumah kantor pusat OKI yang menghambat proses kegiatan, termasuk dengan membatasi partisipasi negara anggota hadir dalam pertemuan di Jeddah yang membahas Palestina.

Dan mempertanyakan secara serius kompetensi rezim ini (Arab Saudi) selaku tuan rumah bagi pertemuan OKI," kata Mousavi seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Iran.

Iran menuding Saudi menyalahgunakan hak istimewa selaku tuan rumah OKI demi kepentingan politiknya sendiri. Trump telah mengungkapkan proposal perdamaian Israel-Palestina yang ia sebut 'Kesepakatan Abad Ini' pada pekan lalu.

Dalam proposal yang digodok hampir tiga tahun itu, Trump menyatakan bahwa Yerusalem sepenuhnya akan menjadi ibu kota Israel. Sedangkan Palestina akan diberikan hak untuk mengelola Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya jika kelak sudah berbentuk negara.

Trump mengklaim kesepakatan yang ia buat itu memberikan win-win solution bagi Israel dan Palestina. Namun, secara garis besar, isi proposal perdamaian itu nampak lebih condong memihak Israel.

Gagasan perdamaian ala Trump itu menuai kecaman.Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku tidak bisa menerima rencana itu karena dinilai lebih memihak Israel. Menurut dia, gagasan Trump tersebut tidak memberikan solusi apalagi perdamaian.

Penolakan juga datang dari Liga Arab. Kumpulan bangsa Arab itu menyatakan rencana Trump tidak memberikan keadilan bagi rakyat Palestina.

Mereka menegaskan tetap berpegang pada solusi dua negara bahwa batas negara Palestina adalah sebelum Perang Enam Hari pada 1967-ketika Israel mencaplok Tepi Barat dan Gaza-dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Sementara itu residen Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan pemotongan semua hubungan dengan Israel dan AS.

"Kami beritahu kepada Anda bahwa tak akan ada lagi hubungan dengan Anda (Israel) dan Amerika Serikat, termasuk kerja sama keamanan," kata Abbas dalam pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir, Sabtu (1/2).

Abbas menegaskan rencana yang disampaikan Trump untuk perdamaian Timur Tengah itu justru melanggar kesepakatan Oslo pada 1993 silam antara Israel dan Palestina.

Dia meyakini Palestina akan maju terus memperjuangkan hak lewat jalan yang sah dan secara damai.

 

RR/DRS/CNNI







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE