Jumat, 31 Januari 2020|12:25:36 WIB
RADARRIAUNET.COM: Sedikitnya ditaksir 10 ton ikan jenis nila mati massal di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kematian ikan nila puluhan ton secara serentak dan tiba-tiba itu, diduga akibat curah hujan tinggi yang melanda kawasan itu sejak Selasa (28/1) malam.
Peristiwa matinya ikan di Danau Maninjau itu, dipastikan berdampak serius terhadap pasokan ikan ke wilayah Riau khusunya Kota Pekanbaru. Sebab, salah satu daerah pemasok ikan nila ke daerah ini memang berasal dari kawasan Danau Maninjau, Sumatera Barat. Setiap hari setidaknya 2 ton - 3 ton ikan nila asal Maninjau tiap hari didistribusikan untuk konsumsi masyarakat di Riau.
Dilansir dari laman Antaranews.com, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubukbasung, Kamis, mengatakan 10 ton ikan itu berasal dari 15 keramba jaring apung yang berada di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya."15 keramba jaring apung itu milik lima orang petani di Galapuang," katanya.
Ia mengatakan, ikan siap panen ini mati massal akibat curah hujan tinggi melanda daerah itu sejak Selasa (28/1) malam.
Sehingga pada Rabu (29/1) pagi, ikan itu mulai mengalami pusing dan mengapung ke permukaan danau akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu. Beberapa jam setelah itu ikan sudah mati dengan jumlah sekitar 10 ton.
"Petani diimbau untuk mengumpulkan bangkai ikan dan dikuburkan agar air danau tidak tercemar," katanya.
Ia mengakui, akibat kejadian itu petani mengalami kerugian sekitar Rp260 juta, karena harga ikan Rp26 ribu per kilogram. Agar tidak mengalami kerugian cukup banyak, Ermanto mengimbau petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan.
Selain itu, mengurangi pemberian pakan, memberikan pakan terapung, menghentikan penebaran bibit ikan dan lainnya. "Kita setiap tahun menyampaikan imbauan agar tidak menebar ikan dari Agustus sampai Februari karena curah hujan cukup tinggi pada bulan itu," katanya.
RR/ant/zet