Kamis, 30 Januari 2020|11:19:14 WIB
RADARRIAUNET.COM: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban banjir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, bertambah menjadi 7 orang meninggal dunia. Lima orang di antaranya meninggal karena tanah longsor.
"Tim gabungan telah berhasil mengevakuasi seluruh korban tertimbun tanah longsor. Total korban adalah tujuh orang meninggal dunia, terdiri dua orang meninggal dunia karena banjir di Kecamatan Barus, dan lima orang meninggal karena longsor di Kecamatan Andam Dewi," tutur Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (29/1).
Ia menuturkan korban yang berhasil diidentifikasi itu antara lain: Pertama, Adwirzah Tanjung (60), warga Kelurahan Padang Masiang, Kec. Barus. Kedua, Idwaranisa (58), warga Kelurahan Padang Masiang, Kec. Barus. Ketiga, Marpaung (50), warga Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi. Keempat, Juster Sitorus (55), warga Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi. Kelima, Pardamean br Manalu (85), warga Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi. Keenam, Abdul Rahman (72), warga Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi. Ketujuh, Esrin Pane (48), warga Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah, Agus Haryanto, menyebut banjir pada Rabu (29/1) pukul 01.00 WIB itu terjadi akibat luapan sungai Aek Sirahar setelah hujan dengan intensitas tinggi.
Banjir dengan ketinggian sekitar 2 hingga 2,5 meter itu merendam enam kecamatan di Tapanuli Tengah. BPBD Tapanuli Tengah pun menyatakan status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung sejak 29 Januari.
"Enam kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Barus, Kecamatan Andam Dewi, Pasaribu Tobing, Sorkam, Sarudik, dan Sitahuis. Tapi Kecamatan Barus paling parah terdampak banjir. Di sana sudah 700 KK mengungsi. Sementara lima kecamatan lagi masih kami data. Selain itu ada beberapa rumah yang hilang tersapu banjir," jelas Agus.
Menurutnya, Pemkab Tapteng juga sudah menetapkan status tanggap darurat atas bencana untuk tujuh hari sejak hari ini. Penetapan status ini bertujuan agar bisa fokus dalam penanganan pengungsi dan pencarian korban.
"Pos pengungsian dipusatkan di Kecamatan Barus. Perlu kami informasikan bahwa para pengungsi membutuhkan bantuan seperti makanan, pakaian, baju anak-anak dan perlengkapan lainnya. Saat ini pendataan masih berlangsung," paparnya.
Rendam 7 Desa
Seperti diberitakan, banjir merendam tujuh desa di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Rabu (29/1) dini hari pukul 01.00 WIB. Bencana tersebut menyebabkan tujuh orang meninggal dunia, 22 luka-luka dan 700 kepala keluarga terdampak banjir.
"BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah memastikan sudah 7 orang meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Rabu (29/1).
Adapun tujuh desa tersebut meliputi Desa Kampung Mudik, Desa Pasar Terandam, Desa Bungo Tanjung, Desa Kinali, Desa Ujung Batu, Kelurahan Batu Gerigis dan Kelurahan Padang Masiang.
Agus mengatakan banjir dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi sehingga merendam tujuh desa. Tinggi muka air terpantau sekitar 2-2,5 meter.
Sejauh ini tim telah mengevakuasi warga yang terdampak ke posko pengungsian BPBD Tapanuli Tengah dibantu unsur terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Basarnas. Selain itu, BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah juga berkoordinasi dengan BPBD Provinsi, TNI Polri, SAR dan instansi terkait lainnya.
Agus mengatakan BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah telah membuat SK Tanggap Darurat selama tujuh hari terhitung sejak 29 Januari 2020. SK itu akan segera ditandatangani oleh Bupati Tapanuli Tengah.
Agus menyampaikan kendala di lapangan saat ini yaitu minimnya alat untuk mengevakuasi korban, serta terdapat empat kecamatan yang terdampak banjir. "Kebutuhan mendesak kendaraan roda empat untuk evakuasi korban dan perahu karet," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah memberikan informasi prakiraan cuaca hujan lebat di Sumatera Utara dan Sumatera Barat untuk Selasa dan Rabu (28-29/1).
Selain itu, BNPB juga telah mengimbau masyarakat khususnya di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat agar mempersiapkan diri dari potensi ancaman bencana dengan melakukan upaya pencegahan.
RR/cnni/zet