Jumat, 13 Desember 2019|12:57:54 WIB
RADARRIAUNET.COM: Tingginya intensitas curah hujan di kawasan Riau sejak beberapa hari belakangan, mengakibatkan bencana banjir melanda sedikitnya tiga daerah di Provinsi Riau. Jika curah hujan masih tetap tinggi, dikhawatirkan genangan banjir berpotensi terus meluas.
Dilansir dari antaranews.com, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Kepala BPBD Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis, mengatakan banjir kini terjadi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kampar, dan Kuantan Singingi (Kuansing). Namun, belakangan ini banjir juga meluas ke Pelalawan dan Rokan Hilir.
Banjir akibat meluapnya sungai di daerah tersebut, kini dilaporkan telah menggenangi ribuan rumah penduduk. Sedangkan ratusan jiwa warga, dipastikan terkena dampak banjir tersebut.
Sementara itu, banjir juga dikabarkan telah merenggut dua korban jiwa. Yakni, seorang di Rokan Hulu dan satu lagi di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Menurut laporan Antaranews, tingginya intensitas hujan membuat Sungai Subayang di Kabupaten Kampar, Riau, meluap sejak tiga hari lalu. Sehingga, ini mengakibatkan ratusan warga terkena dampaknya karena banjir menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Gunung Sahilan.
"Ada dua desa di Kecamatan Gunung Sahilan yang terdampak banjir akibat sungai meluap. Kita segera berupaya menyalurkan bantuan untuk warga," kata Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto di lokasi banjir, sebagaimana dilansir Antara kemaren.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, banjir di Desa Gunung Sahilan berdampak pada 98 kepala keluarga (KK), atau sekitar 219 jiwa. Air sudah mencapai atap rumah warga, akses jalan menuju rumah warga terputus, dan sebagian warga sudah mulai mengungsi.
Sedangkan banjir di Desa Sahilan Darussalam berdampak pada 176 KK. Ketinggian air bervariasi sekitar 80 centimeter hingga satu meter, sehingga sebagian warga sudah mulai mengungsi.
"Untuk saat ini tenda dan dapur umum sudah didirikan di Kecamatan Gunung Sahilan," kata Catur.
Ia mengatakan banjir memang kerap terjadi di daerah tersebut terutama ketika musim hujan, mengakibatkan sungai meluap membanjiri permukiman dan kebun warga yang mayoritas berada di tepi sungai. Menurut dia, pihaknya sudah mengeluarkan edaran agar waspada dan berhati-hati ketika beraktivitas agar jangan sampai banjir mengakibatkan korban jiwa.
"Kondisi (banjir) ini belum puncaknya. Biasanya puncaknya pada bulan Februari, tapi saya berharap jangan sampai terjadi lebih buruk lagi," kata Catur.
Warga terlihat menggunakan sampan untuk beraktivitas di luar rumah untuk melintasi banjir. Motor-motor warga diparkir di jalan dekat Jembatan Gunung Sahilan yang posisinya lebih tinggi dan bebas dari banjir.
Sebanyak lima kepala keluarga terlihat mengungsi di mushala di Desa Sahilan Darussalam. Sebagian besar yang mengungsi adalah perempuan, anak-anak, dan seorang bayi."Air sudah setinggi satu meter di dalam rumah, terpaksa kami mengungsi ke mushala yang letaknya lebih tinggi," kata seorang warga yang mengungsi, Rahma (55).
Ia mengatakan kendala paling sulit adalah untuk mendapatkan air bersih, sehingga mereka berharap pemerintah bisa segera menyalurkan bantuan.Meski begitu, tidak semua warga mau mengungsi dari rumah mereka yang sudah dikelilingi banjir. Mereka mencoba bertahan meski sudah mulai terserang penyakit."Kami tinggikan lantai rumah kayu di atas air," kata seorang warga yang enggan mengungsi, Imel (34).
Balita tewas di Rokan Hulu
Dilaporkan pula, seorang bocah berusia di bawah lima tahun (Balita) berjenis kelamin perempuan menjadi korban keganasan banjir yang melanda Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada Antara di Pekanbaru, menyebutkan korban bernama Citra Ayu Nurliana (4) ditemukan tak bernyawa di Simpang Dusun Planduk,, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam."Korban ditemukan meninggal dunia dua hari yang lalu," katanya.
Sunarto menjelaskan bahwa insiden memilukan itu berawal saat korban bersama orang tuanya mengunjungi rumah saudara di desa tersebut. Kemudian, mereka menyempatkan diri untuk berhenti dan melihat debit air yang meningkat. Ketika tengah melihat banjir, orang tua korban Asmida tak menyadari ternyata anaknya bermain air di sekitar aliran kanal yang meluap.
Korban kemudian terperosok dan terbawa derasnya arus kanal. Orang tua korban telah berupaya menyelamatkan korban yang tercatat sebagai muridPAUD tersebut. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil, korban pun terseret arus air.
Warga yang mendapat informasi itu langsung berusaha melakukan pertolongan. Selang beberapa menit kemudian, korban ditemukan tersangkut di pepohonan perkebunan sawit. Naas, nyawanya tak tertolong."Korban sudah disemayamkan di rumah keluarga dan dimakamkan," ujarnya.
Wilayah Kabupaten Rokan Hulu sendiri, menjadi salah satu daerah yang terdampak banjir cukup parah. Dalam dua pekan terakhir, sejumlah desa di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat itu dilanda banjir hingga kedalaman lebih satu meter.
Di Kuansing bocah tenggelam
Sementara itu seorang bocah di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, juga ditemukan tak bernyawa, Kamis (12/12) siang.
Menurut informasi sebagaimana dihimpun GoRiau.com, disebutkan bocah yang belum genap tiga tahun tersebut terperosot ke sungai yang saat ini sedang banjir. Bocah tersebut bernama Iksan.
"Dia bermain di area yang sedang banjir, kemungkinan terperosot dan tenggelam," ujar Ise, warga Talontam. Bocah malang tersebut baru diketahui tenggelam setelah orangtuanya merasa kehilangan. Kemudian, bersama tetangga, orangtuanya mencarinya. Alhasil, Iksan ditemukan mengapung di belakang rumahnya.
Hingga kini, belum ada informasi resmi dari aparat kepolisian setempat. Kapolsek Benai Iptu Dadan Wardan yang dihubungi secara terpisah menyatakan pihaknya sedang mengecek informasi tersebut.
Disebutkan, Irzan Putra Loka merupakan bocah yang Jadi Korban Banjir di Kuansing tersebut. Orang tua korban, Neni Triana (23), warga Talontan Benai, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau tak kuasa menahan tangis ketika menemukan Irzan Putra Loka, anaknya mengapung di sawah belakang rumah, Kamis (12/12) siang.
Korban ditemukan mengapung di sawah yang terendam banjir. Ketinggian air mencapai satu meter. "Korban sempat dibawa ke klinik, untuk memastikan apakah masih bisa tertolong atau tidak," ujar Dadan.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan korban dinyatakan meninggal, pihak keluarga langsung melaksanakan prosesi pemakaman.
Dilansir dari goriau.com, Kamis, disebutkan 11 kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau terendam banjir sejak tiga hari terakhir. Dari 11 itu, ada tiga kecamatan yang paling parah terdampak banjir. Dari data yang dihimpun GoRiau.com, diungkapkan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang (KHS) yang paling parah. Dimana, ada 2.160 rumah yang terendam.
Kemudian disusul oleh Kecamatan Pangean, dimana ada 1.912 rumah yang terdampak banjir. Setelah itu Kecamatan Inuman. Di Inuman, ada 1.820 rumah yang terendam banjir. Total, lebih dari 8.000 rumah yang terdampak banjir di Kabupaten Kuansing. Pemkab Kuansing pun telah menyalurkan bantuan sembako.
Sementara itu, kondisi Sungai Kuantan sudah surut bila dibanding dengan hari kemaren. "Alhamdulillah, sudah sedikit surut dari kemaren," ujar Abandri, warga Pangean yang menjadi korban banjir, Kamis (12/12). Kendati sudah mulai surut, masyarakat Kuansing tetap siaga, jika terjadi banjir susulan.
RR/ant/grc/zet