Gara-gara Kisruh Ahli Waris Istana Siak Digembok
Pagar Istana Siak kini digembok dan dirantai, sehingga pengunjung tidak bisa masuk ke Istana Asserayah Hasyimiah tersebut. (foto ant)

Gara-gara Kisruh Ahli Waris Istana Siak Digembok

Jumat, 15 November 2019|12:16:03 WIB




RADARRIAUNET.COM: Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura, Kabupaten Siak, terlihat ditutup pada Kamis (14/11). Yang mengejutkan adalah, pagar Istana yang menjadi salah satu ikon pariwisata Provinsi Riau, khususnya Siak itu tampak digembok dan dirantai.

Pemandangan yang tidak biasanya di Istana Siak itu, diduga dipicu akibat terjadinya kisruh ahli waris yang datang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.

"Ini sudah bertahun-tahun, bulan lalu juga sudah, tapi tak dipedulikan juga. Dulu kami memang tidak memiliki wasiat yang asli, hanya duplikat yang ada. Sekarang yang aslinya ada pada kami, kami minta hak kami," kata Ahli Waris, Tengku Syarifah Nadira di Siak, dilansir dari antaranews, Kamis (14/11).

Dia mengaku rencananya hari Kamis itu akan ada musyawarah terkait masalah tersebut. Akan tetapi tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Bupati Siak, Alfedri sedang tidak berada di tempat.

Hal tersebut lanjutnya disampaikan oleh Asisten III Pemerintah Kabupaten Siak, Jamaluddin sehingga musyawarah tidak jadi dilakukan. Padahal menurut dia, kesepakatan sebelumnya tak ada bupati pun tidak ada masalah.

"Katanya kemarin kalau tak ada bupati, sekretaris daerah saja, Pak Jamal bisa juga. Saya tak masalah, yang penting apa kata bupati disampaikan. Tapi dapat pesan pagi ini tak jadi," ujarnya.

Terkait masalah ini pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai cara mulai dari membuat surat pernyataan hingga kronologis. Akan tetapi sampai saat ini juga belum ada tanggapan sehingga dia merasa tidak diperhatikan.

"Kami ke sini pakai biaya, waktu dan tenaga. Tadi pagi menginap di istana, kami sudah tak pulang. Nenek moyang kami dari sini, yang punya istana itu. Tapi kami menjerit, sudah tidak diperhatikan dari dulu," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni mengatakan pihaknya belum mau menyampaikan terkait persoalan ini. Kata dia menunggu arahan apakah itu dari bupati, sekda, ataupun asisten.Demikian juga tentang keputusan untuk menutup istana ini masih belum ada keterangan. Sedangkan bupati masih dalam perjalanan dari Jakarta.

Gara-gara digemboknya pagar gerbang Istana Siak tersebut, sejak Kamis (14/11) tampak banyak pelancong atau wisatawan yang sudah ada di Kota Siak, mengaku sangat kecewa. Padahal, para wisatawan yang datang ke Siak untuk melihat iven Siak Internasional Serindit Boat Race (SISBR) III itu kecewa berat,karena tak dapat masuk ke Istana Siak yang merupakan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Siak.Berdasarkan pantauan awak media kemaren, terlihat jelas pagar pintu masuk dan pintu keluar Istana dirantai dan digembok.

Sementara itu, para pelancong tetap berada di luar komplek istana untuk mengabadikan foto dengan berlatarbelakang Istana peninggalan kerjaan melayu Riau itu."Kami dari Pelalawan, baru sampai di Siak untuk melihat pertandingan Serindit Boat. Tapi sekalian juga ingin masuk ke Istana Siak yang masih banyak peninggalan bersejarahnya. Tapi sampai di sini kami kecewa tidak bisa masuk ke dalam istana, karena pintunya tergembok," kata Uswatun dilansir dari GoRiau.com, Kamis (14/11).

Hal senada juga dikatakan Martin dari Jambi. Baginya datang ke Siak untuk pertama kali harus mendapatkan kesan yang menyenangkan. Tetapi ia mengaku kecewa karena tidak dapat melihat kemegahan di dalam Istana Siak."Itu ikon unggulan masyarakat melayu di Riau, Istana Siak. Tapi sampai di sini kita tidak bisa masuk melihatnya. Kalau hanya dari luar saja, banyak di google," kata Martin.

Tuntutan ahli waris

Apa yang menjadi alasan Istana Siak ditutup, Dinas Pariwisata Kabupaten Siak belum memberikan tanggapan. Beredar isu di lingkungan Istana Siak, Dinas Pariwisata Kabupaten Siak diduga sengaja menutup Istana sementara waktu karena ada ahli waris Istana Siak yang datang dan akan menuntut haknya yang sudah puluhan tahun tidak diterima.

Sementara itu secara terpisah, ahli waris Sultan Siak Tengku Syarifah Adira kepada wartawan mengaku, mereka dari pihak ahli waris datang ke Siak tidak ada bermaksud untuk mengganggu dan mengacau.

"Kalau Istana Siak ditutup hari ini, kami tidak tahu. Jangan beralasan gara-gara kami datang ke Siak, Istana lalu ditutup, itu kami tidak terima," ujar Tengku Syarifah Adira.
Dikatakan Tengku Syarifah, mereka memang tadi malam menginap di Istana Limas di sebelah Istana Siak, karena Asisten III Setdakab Siak Jamaludin berjanji mau bermusyawarah dengan wali waris hari ini (Kamis 14/11).

"Tapi pagi harinya, tiba tiba saja pak Jamaludin (Asisten III Setdakab Siak, red) kirim pesan tidak jadi dilakukan rapat. Kami sudah bosan dibohongi terus oleh Pemda Siak ini, termasuk Dinas Pariwisata," katanya.

Istana Siak ini, kata Tengku, sudah begitu cukup banyak memberikan PAD ke Pemkab Siak. "Masa kami keluarga Sultan tidak diperhatikan," gumamnya lagi.

Pihaknya, menurut Tengku, hanya menjalankan amanah dan wasiat yang diberikan Sultan Siak dan ini harus mereka perjuangkan. "Kami ahli waris akan siap mengorbankan nyawa dan berjihad untuk menuntut hak yang diberikan wasiat oleh Sultan Siak," tegasnya.

Sejauh ini para awak media belum mendapat alasan rinci, terkait digembok dan dirantainya pagar pintu masuk Istana Siak tersebut. Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni dan Asisten III Setdakab Siak, Jamaludin saat dikonfirmasi via sambungan seluler, telepon keduanya tidak bisa dihubungi.

LAMR jengkel

Sementara itu secara terpisah, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak Datuk Seri Wan Said, mengaku sangat jengkel dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak yang menutup Istana Siak Sri Indrapura tanpa alasan, Kamis (14/11). Karena tidak semestinya Pemkab Siak takut terhadap pihak Tengku Syarifah Nadira.

"Ini Pemkab ini takutnya berlebihan. Kenapa takut. Istana itu aset negara, kenapa ditutup. Saya terus terang inilah yang menbuat saya kecewa dengan Pemkab ini, yang takut berlebihan," kata Datuk Seri Wan Said kepada wartawan.

Dia juga menegaskan, siapapun yang membuat kacau dan gaduh terhadap Istana Siak pihaknya mendorong Pemkab untuk melaporkan ke polisi. LAMR juga pasang badan untuk itu dan mendukung pelaporan tersebut.

"Karena itu saya minta Dinas Pariwisata membuka lagi itu istana. Ada banyak orang wisatawan yang datang, jadi tidak bisa masuk. Padahal kita Melayu sangat terbuka, santun tapi juga tegas kepada orang yang membuat onar. Jangan penakut jadi orang," tegas Datuk Seri Wan Said, dilansir tribunpekanbaru.com.

Datuk Seri Wan Said mengemukakan, pihaknya sudah mendengar ada pertemuan Pemkab Siak yang membahas tuntutan Tengku Syarifah di Pekanbaru. Namun, Pemkab lagi-lagi tidak mengikutsertakan LAMR Siak.

"Kami LAMR ini hanya dipandang sebelah mata saja sama Pemkab itu. Kami yang tidak dilibatkan. Tiba seperti sekarang ini, banyak masyarakat dan wartawan mengadu kepada kami. Ini membuat saya sendiri sangat kecewa," kata dia.

Ia menegaskan, jikalau Pemkab masih menutup Istana Siak Jumat (15/11) hari ini, pihaknya bakal datang ke Istana Siak. Terkait dengan Tengku Syarifah Nadira, Datuk Seri Wan Said juga merasa kecewa.

"Kalau sudah menjadi aset negara sudahlah, tak usah lagi tuntut-tuntut ini itu. Kalau kita buka betul banyak lagi yang lain yang lebih berhak. Saya tahu itu, lengkap dengan surat-suratnya," katanya.

 

RR/ant/grc/zet/dai

 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE