Disdikbud Kembangkan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit
Kepala Balai Bahasa Riau Drs Songgo A Siruah MPd (kanan) memberikan pelakat penghargaan kepada Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupten Siak, H Lukman SSos MPd. Foto: Tpc

Disdikbud Kembangkan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit

Kamis, 14 November 2019|15:30:15 WIB




RADARRIAUNET.COM: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Siak kembangkan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit (PLKS). Ini bakal dikembangkan untuk bisa diterapkan di sekolah-sekolah.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Disdikbud Siak, Lukman, Rabu (13/11/19), kepada wartawan. Lukman mengatakan, dia tertarik dengan kurikulum Mulok PLKS yang telah dikembangkan Astra Agro Lestari itu.

"Kami telah mempelajari PLKS ini, sehingga kami tertarik dan merasa perlu untuk kita kembangkan," kata Lukman yang dilansir tribunpekanbaru.com. Apalagi, sebut dia, sudah melihat praktik PLKS yang dilakukan di SMP binaan PT Kimia Tirta Utama (KTU) serta sekolah-sekolah binaan Astra Agro Lestari.

Menurut dia, PLKS sesuai dengan pengembangan program Siak Hijau, yang kini booming menjadi ciri khas Siak di bidang lingkungan. Maka sambungnya, PLKS sangat penting diterapkan di sekolah untuk generasi milenial. Sebab, peserta didik itu diberikan pemahaman tentang kepedulian mengelola gambut yang serta menjaga lingkungan agar lestari.

"Kami sudah tandatangani MoU tentang pendidikan Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Kelapa Sawit dan Edukasi Sosialisasi Pengelolaan Lahan Gambut dengan PT KTU," ujar Lukman. Ia pun mengakui, selama ini belum ada program Mulok terkait kelapa sawit serta pengelolaan gambut di sekolah-sekolah negeri di Siak.

Sementara itu, Achmad Zulkarnain, Administratur PT KTU merasa khawatir bila anak-anak mendapat info tentang gambut dan sawit secara tidak jelas. Atas dasar itulah PT KTU, katanya, selalu gencar mencari terobosan yang baru untuk bekal anak-anak. Karena itu pihaknya mendorong agar program ini selalu ada.

Lebih tegas dikatakan Prof Supiandi Sabiham, Guru Besar IPB Bogor yang sekaligus Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) gambut merupakan bahan organik dari lupuknya pohon, daun, dan bahan organik lainnya selama ribuannya tahun tersebar di seluruh dunia. Luas gambut yang paling luas berada di Kanada dan Rusia yang memiliki iklim dingin. Sementara pada wilayah tropis, gambut terluas terdapat di Indonesia.

Menurut Supiandi, gambut Indonesia adalah aset yang sangat penting. Oleh karena itu, gambut harus dikelola dengan baik. "Selain fungsi kawasan lindung, gambut juga memiliki fungsi sebagai kawasan budidaya," kata Supiandi.

Kawasan budidaya, sebutnya, itu harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Karena gambut adalah aset bangsa, sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945, gambut harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Artinya pengelolaan gambut harus mengedepankan keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan.

 

RR/DAI







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE