Kamis, 14 November 2019|11:33:33 WIB
RADARRIAUNET.COM: Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11) pukul 08.45 WIB, dihantam sebuah ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri. Pelaku serangan bom bunuh diri ini dicurigai dua orang yang menggunakan atribut ojek online.
Selain menewaskan salah seorang yang diduga pelaku bom bunuh diri, ledakan itu juga dilaporkan melukai enam orang, yakni empat orang dari polisi, satu pekerja harian lepas (PHL) dan satu orang warga sipil. Selain itu, sejumlah kendaraan yang diparkir di dekat TKP juga mengalami rusak ringan.
Diberitakan, RMN yang mengenakan jaket berlogo ojek online meledakkan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan. RMN meninggal dunia di tempat dengan kondisi mengenaskan. Terduga pelaku berinisial RMN ini diketahui kelahiran 11 Agustus 1995 dan berstatus pelajar/mahasiswa.
Diketahui, bom meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan didekat tempat pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Saat ini polisi masih melakukan olah TKP.
Saat peristiwa itu terjadi, banyak anggota masyarakat Kota Medan sedang berada di Mapolrestabes Medan untuk mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK). Banyaknya anggota masyarakat yang sedang mengurus SKCK ini terkait jadwal rekrutmen calon pegawai negeri sipil di sejumlah kementerian dan lembaga, juga pemerintahan daerah.Agar layanan berjalan dan kondusif, kepolisian setempat kemudian mengalihkan pelayanan ke Polsek terdekat.Pascakasus bom Medan, pengamanan di lokasi diperketat. Beberapa saat setelah ledakan bom tersebut, Polrestabes Medan ditutup untuk umum.
Penjagaan tampak diperketat di pintu masuk.Tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Inafis, Gegana, dan Puslabfor masih menggelar olah tempat kejadian perkara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, dari hasil identifikasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, RMN merupakan pelaku tunggal. RMN tewas dengan luka parah di bagian perut. Saat masuk ke Mapolrestabes Medan, ia menggunakan jaket ojek online.
"Dugaan sementara dia melakukan serangan terorisme lone wolf (pelaku tunggal), kan masih didalami. Dia melakukan serangan pelaku tunggal di halaman Mapolresta Medan," ujar Dedi di Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11).
Jualan bakso bakar dan ojek online
Dikutip dari laman Kompas.com dan CNN Indonesia, Rabu (13/11), RMN alias D yang diduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan dikenal bekerja sebagai pengemudi ojek online. Sebagai pekerjaan sambilan, RMN juga berjualan bakso bakar.
Hal tersebut diungkapkan Poetra, Kepala Lingkungan (Kepling) III di kawasan rumah orangtua RMN di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara. Selama ini warga sekitar mengenal RMN sebagai orang baik."Sejak kecil saya tahu dia baik. Tidak pernah ada hal-hal yang negatiflah," ujar Wandah, seorang warga setempat kepada wartawan, Rabu (13/11).
Ia bercerita RMN lahir di rumah tersebut. Lalu ia pindah ke Aceh. Setelah tsunami di Aceh, RMN kembali ke rumah tersebut. Pada tahun 2018 ia menikah dengan perempuan yang tinggal di kawasan tersebut. Setelah itu ia pindah dan tinggal di Marelan. Saat itu, menurut Poetra, RMN mengurus surat pindah.
"Mungkin setahun lebih dia sudah pindah. Karena 2018 dia sudah tidak di sini. Jujur saya kaget melihatnya seperti ini. Karena dia aktif dulu di kegiatan masjid. Dia juga bersosialisasi sama teman-temannya," ujar Poetra.
Hal senada juga diungkapkan Nardi, Ketua Lingkungan IV. Nardi mengaku mengenal RMN sebagai pengemudi ojek online dan berjualan bakso bakar. Sementara itu ibu kandung RMN sudah meninggal."Dia rajin shalat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini," tutup Nardi.
Keluarga dibawa polisi
Beberapa saat seteleh ledakan bom tersebut, polisi langsung menggeledah rumah orangtua RMN, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Tiga orang anggota keluarga RMN yakni paman, bibi, dan adiknya dibawa polisi untuk diperiksa.
Selain itu, polisi juga mengamankan mertua dari terduga pelaku bom Medan berinisial RMN setelah sempat salah dalam mengidentifikasi kediamannya.Pasca-ledakan di Mapolrestabes Medan, aparat bergerak mencari rumah terduga pelaku yang tewas dalam aksi bom bunuh diri itu. Polisi sempat kesulitan mencari rumah pelaku.
Awalnya, polisi mendatangi rumah di Pasar 1 Rel Kecamatan Medan Marelan. Namun di lokasi itu, ternyata terduga pelaku bersama istrinya Dewi sudah lama pindah. Rumah itu pun sudah lama dijual.
Polisi kemudian mendatangi lokasi kedua di Pasar 2 Barat, Kecamatan Medan Marelan. Di sana rumah itu didiami oleh mertua RMN. Terduga pelaku dan istrinya diakui hanya sesekali datang ke rumah itu. Hanya saja, polisi tidak menemukan istri terduga pelaku. Di sana, polisi membawa mertua dari terduga pelaku.
Kemudian tim Gegana mendatangi Rumah Nomor 202 C di Lingkungan 6, Gg Melati 8, Kecamatan Medan Marelan, Rabu (13/11) sore. Rumah ini ternyata baru satu bulan ditinggali oleh terduga pelaku dan istrinya. Pasangan suami istri itu menyewa rumah tersebut dari warga yang bernama Fauziah.
Polisi langsung melakukan penggeledahan. Garis polisi juga dipasang di lokasi. Hingga saat ini penggeledahan masih berlangsung. Sejumlah petinggi Polda Sumut juga tampak di lokasi.
Dari pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, warga terus berdatangan. Mereka memadati lokasi penggeledahan ingin menyaksikan penggeledahan itu. Polisi minta warga menjauhi lokasi. Warga tidak diperbolehkan mendekat karena dikhawatirkan ada bahan peledak di rumah itu.
"Di rumah ini, mereka baru satu bulan tinggal. Yang saya tahu, mereka itu orangnya baik. Saya juga terkejut dengan kejadian ini," ucap Sumini, Kepala Lingkungan 6, di lokasi.
Tak Nyinyir
Secara terpisah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta masyarakat tidak nyinyir atas serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11) pagi.
"Pemerintah sudah melihat dengan baik, kalau ndak kan lebih banyak lagi. Ya kata saya tadi, kuantitasnya kurang. Begini loh, kepada masyarakat juga jangan selalu nyinyir," kata Mahfud di Gedung SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Mahfud menilai sebagian masyarakat menganggap apa yang dilakukan pemerintah adalah salah, termasuk ketika terjadi aksi teror."Pemerintah bertindak disebut melanggar HAM, pemerintah enggak bertindak disebut kecolongan. Begitu saja. Kita sama-sama dewasa menjaga negara ini," kata Mahfud.
"Orang nyinyir itu kalau mengkritik, kalau terjadi sesuatu hanya bilang, loh saya kan cuma usul. Sudah terjadi dia tak mau tanggung jawab. Oleh karena itu jangan selalu menyudutkan aparat kalau mengambil tindakan," lanjutnya.
Lagi pula kata dia, selama ini pemerintah memang telah melakukan berbagai upaya penindakan terhadap aksi-aksi terorisme tersebut.Jika memang tak ada pencegahan, kata Mahfud, sudah tentu aksi terorisme akan lebih banyak lagi di Indonesia."Nanti itu sudah ada polisi lah. Pencegahan sudah kita lakukan. Ada intelijen, informasi. Kalau tak ada pencegahan, makin banyak kayak gini," jelasnya.
Dia pun membantah jika pemerintah kembali kecolongan lantaran aksi terorisme kembali terjadi setelah sebelumnya sempat terjadi aksi penyerangan berupa penusukan terhadap Menko Polhukam sebelumnya, Wiranto."Enggak lah. Memang teroris itu selalu nyolong. Ya ndak apa-apa. Istilah kecolongan lalu dipolitisir lagi. Pokoknya ditindak," katanya.
Menanggapi serangan bom bunuh diri di Polrestabes Medan tersebut, Kepolisian Republik Indonesia ( Polri) memastikan bahwa penerapan keamanan di kantor-kantor kepolisian sudah berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo untuk menegaskan keamanan kantor kepolisian atas peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
"Kejadian tersebut memang cukup mengejutkan. Namun demikian, untuk standar operasional prosedur keamanan mako di seluruh Polres kemudian Polda, sudah dilakukan dengan sangat baik," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11).
Ia mengungkapkan, penerapan sesuai SOP jauh sebelum peristiwa ledakan itu terjadi. Ia memastikan bahwa kantor kepolisian melakukan pemeriksaan ketat dengan menggeledah fisik ataupun barang bawaan para pengunjung.
RR/kps/cnni/zet