Mahfud MD Sebut Radikalisme Tak Identik dengan Agama Tertentu
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. Foto: INT

Mahfud MD Sebut Radikalisme Tak Identik dengan Agama Tertentu

Jumat, 01 November 2019|16:41:42 WIB




RADARRIAUNET.COM: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan penanganan gerakan radikal tak menuju pada kelompok agama tertentu. Mahfud menyatakan gerakan radikal itu merupakan kelompok yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan melawan aturan.

Selain itu, kata Mahfud, gerakan tersebut berupaya merusak cara berpikir generasi baru. Gerakan itu akan menyebabkan anak-anak muda menganggap bernegara dan konstitusi yang diterapkan saat ini salah. "Bahwa kebetulan ada Islam karena radikalnya, bukan Islamnya," kata Mahfud. Mahfud menambahkan umat Islam tak ada yang pernah tersinggung terkait langkah pemerintah menangani radikalisme,menyitat dari CNNI Kamis (31/10/2019).

"Siapa yang menuduh umat Islam radikal enggak ada. NU misalnya, enggak radikal, Muhammadiyah enggak radikal. Itu kelompok-kelompok kecil yang memang faktanya ada. Itu bukan Islamnya atau tidak Islamnya. Siapapun akan ditindak," ujarnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menepis anggapan pemerintah hanya menindak orang Islam terkait gerakan radikal ini. Ia meminta semua pihak membuka data, bahwa yang ditindak karena melawan ideologi bukan hanya orang Islam. "Jangan didramatisir, seolah panas, seakan-akan memerangi kelompok tertentu, tidak," tuturnya.

Namun demikian, Mahfud MD enggan berkomentar soal rekomendasi Menteri Agama Fachrul Razi melarang penggunaan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah. Ia beralasan tidak mengetahui wacana pelarangan itu. "Tanya ke Menag dulu. Saya tidak tahu malahan," ujar Mahfud sebelumnya di kantor Kemenkopolhukam.

Meski tidak mengetahui, Mahfud menuturkan urusan penggunaan cadar atau celana cingkrang bukan bidang yang ditangani oleh Kemenkopolhukam. "Itu bukan bidang saya," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya melakukan upaya serius untuk mencegah meluasnya gerakan yang kerap disebut radikalisme. Menurutnya, perlu pula membuat istilah baru guna mencegah penyebaran radikalisme dengan menerapkan label 'manipulator agama'. "Harus ada upaya yang serius untuk mencegah meluasnya, dengan apa yang sekarang ini banyak disebut yaitu mengenai radikalisme," kata Jokowi.

Jokowi lantas melempar wacana untuk mengubah istilah gerakan radikalisme. Dia menyebut frasa 'manipulator agama' mungkin bisa menjadi pengganti dari 'gerakan radikalisme'."Atau mungkin enggak tahu, apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan, misalnya manipulator agama," ujarnya. RR/DRS/CNNI

 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE