Kamis, 10 Oktober 2019|15:33:57 WIB
RADARRIAUNET.COM: Masyarakat di Kabupaten Bengkalis melakukan protes kepada PT PLN. Hal itu disebab pemadaman listrik secara bergilir, yang dilakukan pihak PT PLN di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Pulau Bengkalis hingga saat ini masih terus terjadi.
Hal tersebut seperti dilontarkan Mohan Sumantri warga Kelapapati Bengkalis, kepada wartawan, Rabu (9/10/19). Katanya, jika dihitung-hitung pemadaman listrik ini sudah berjalan hampir tiga bulan lamanya.
"Setahu saya sudah hampir tiga bulan listrik di Bengkalis dilakukan pemadaman secara bergilir. Bayangkan saja sampai sekarang belum belum normal juga. Kini, kembali lagi pemadaman," ungkap Mohan Sumantri saat berbincang-bincang dengan riau24.com.
Dikatakannya, dengan seringnya pemadaman bergilir ini, bukannya PLN sekarang semakin bagus, tetapi malah makin parah seperti sekarang. Bayangkan saja masih terus-terusan pemadaman listrik terjadi. Ini jelas merugikan konsumen.
Sementara itu ditempat terpisah, Putra selaku Ketua BEM Politeknik Bengkalis inipun, mengatakan, bahwa sangat menyesalkan dengan sering matinya listrik di Bengkalis. Hal ini berharap kepada pihak PLN agar mendatangkan mekanik dari luar jikalau memang di Bengkalis tidak ada mekanik yang lebih bagus lagi.
"Kalau memang di Bengkalis tidak ada mekanik yang bagus, seharusnya pihak PLN sigap mendatangkan mekanik dari luar. Biar PLN di Bengkalis ini kembali normal, biar tidak mati-mati lagi. Seperti sekarang pemadaman bergilir hampir tiga bulan," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Manajer PT PLN (Persero) ULP Bengkalis, Hasdedy mengatakan, sampai saat ini pemadaman bergilir di Bengkalis pada saat beban puncak, yaitu antara pukul 17.00 WIB -22.00 WIB, masih terus berlanjut. Tindakan ini dilakukan PLN karena adanya gangguan sekaligus pemeliharaan pada dua unit mesin berdampak berkurang daya mampu.
Dengan kondisi tersebut, daya mampu PLN disaat itu sekitar 17 MW. Sedangkan beban puncak, antar jam 17.00 WIB - 22.00 WIB sebesar 20,5 MW, berarti ada defisit daya sebesar 3,5 MW pada saat beban puncak tersebut. “Itu sebabnya, saat beban puncak, kita lakukan pemadaman bergilir,” ujar Hasdedy.
RR/DAI