Senin, 02 September 2019|16:04:12 WIB
Jakarta: Perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok mulai berdampak terhadap masyarakat. Dampak ini mungkin tidak terasa di seluruh dunia, tetapi untuk penduduk AS, mereka harus merogoh kocek lebih dalam.
Kebijakan baru Presiden AS Donald Trump yang berlaku mulai pekan ini akan membuat hal itu semakin nyata. Federal Register, situs yang menampilkan semua informasi terkait kebijakan pemerintah AS, menyebutkan adanya penambahan tarif untuk impor barang elektronik secara bertahap.
Beberapa produk seperti TV, speaker pintar, dan drone yang diimpor dari Tiongkok bakal terkena pajak tambahan 15 persen. Ini juga berakibat naiknya harga produk elektronik lainnya, termasuk smartphone.
“Dampak naiknya harga ini tidak akan langsung terasa, tetapi mungkin pada bulan November,” kata juru bicara Consumer Tech Association (CTA) Bronwyn Flores seperti sitat medcom.id. CTA adalah asosiasi perdagangan yang menaungi sekitar 2.000 merek elektronik dan ritel seperti Apple, LG, Walmart, dan Best Buy.
Sejak Juli 2018, perang dagang AS dan Tiongkok telah menghasilkan kerugian USD10 miliar atau sekitar Rp141 triliun. Kebijakan baru Trump nantinya jug berdampak pada smartwatch, fitness tracker, PC, kamera digital, dan baterai.
CTA memprediksinya nilainya mencapai USD52 miliar (Rp737 triliun). Ini bisa menjadi masalah untuk perusahaan seperti Apple. Selain iPhone, mereka juga memproduksi Airpod dan Apple Watch, yang dipastikan terkena pajak tambahan 15 persen.
Padahal, keduanya adalah produk Apple dengan pertumbuhan tercepat. Kebijakan ini lambat laun akan berdampak pada HomePod dan iMac. Apple saat ini enggan memberikan komentar.
Selain dari produk, Apple juga kena dampak dari sisi lain, seperti nilai saham yang turun ketika Trump menuliskan kicauan di Twitter tentang tarif dagang.
Sebagai jalan keluar, pengamat dari J.P. Morgan menilai Apple lebih memilih menutupi tarif tersebut, ketimbang menaikkan harga produknya. Apple diprediksi setidaknya harus mengeluarkan dana sekitar USD500 juta atau sekitar Rp7 triliun.
CEO Apple Tim Cook dalam beberapa kesempatan sebelumnya telah berbicara dengan Trump terkait posisi mereka di industri.
Berdasarkan pantauan, belum ada penambahan harga untuk produk Apple, yang setidaknya kini terdiri dari 19 kategori. Ini sudah termasuk rangkaian aksesori seperti casing iPhone atau mouse komputer. Kebijakan tarif tambahan 15 persen yang dikutip dari Federal Register juga bakal berlaku mulai bulan Desember untuk smartphone, laptop, tablet, dan konsol game.
Di sisi lain, perang dagang AS dan Tiongkok memberikan peluang terhadap negara lain, salah satunya Indonesia. Bulan Mei lalu, Satnusa Persada Batam menjalin kerja sama dengan pabrikan besar Taiwan Pegatron untuk memproduksi laptop mulai bulan Juni.
Satnusa enggan menjelaskan merek laptop yang akan diproduksi, tetapi Pegatron selama ini dikenal sebagai pabrikan yang merakit Macbook. Negara lain seperti Vietnam juga kebagian untung, setelah Apple dan Google mengumumkan rencana pemindahan produksi mereka dari Tiongkok.
RRN/MCI