Selasa, 13 Agustus 2019|16:09:45 WIB
Jakarta : Fitur autofill (pengisian data otomatis) saat pengguna melakukan penelusuran menggunakan mesin peramban (browser) tak dipungkiri memudahkan. Data yang disimpan secara otomatis membantu pengguna agar tidak lupa sehingga tak perlu memasukkan data setiap kali mengakses suatu halaman.
Tak dinyana, kemudahan fitur autofill ternyata data yang tersimpan justru rentan dicuri.
Data pribadi berupa nama lengkap, nomor telepon, tanggal lahir, nomor induk, hingga data kartu kredit yang tersimpan otomatis bisa jatuh ke tangan penjahat melalui malware. Perangkat lunak ini sengaja dibuat untuk merusak komputer dan menggunakan data-data yang tersmpan otomatis.
Sepanjang 2019, Kaspersky mendeteksi leihd ari 940 ribu seragan pencurian data. Selain berbahaya, malware mengambil data yang tersimpan di catatan penjelajahan web, mengincar dompet mata uang kripto, hingga data yang tersimpan dalam perangkat komputer.
Untuk mencuri data, malware bekerja dengan cara yang berbeda untuk setiap penjelajahan web.
Firefox tercatat menjadi satu-satunya peramban yang memiliki upaya ekstra mencegah pencurian data. Untuk mengamankan data, Firefox akan meminta kata sandi master yang harus diisi pengguna ketika menggunakan fitur autofill.
Tak hanya itu, Firefox juga mengelabui malware dengan membuat profil menggunakan nama acak agar tidak bisa dicari. Namun, terdapat celah yang bisa disusupi karena malware akan bertindak atas nama pemilik akun.
Malware diketahui bisa mengakses data pribadi menggunakan peramban Google Chrome dan Opera. Melalui kedua peramban malware hanya perlu menaruh permohonan pada alat enkripsi untuk mengenkripsi data.
Disamping ketiga peramban tersebut, Internet Explorer diketahui juga bisa terjangkit malware. Data-data yang tersimpan kemudian digunakan oleh penjahat siber untuk mengirim spam, promosi, hingga virus, dan pencucian uang.
RRN/CNNI