Kamis, 25 April 2019|14:55:57 WIB
Jakarta : Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Wasekjen Demokrat Andi Arief terlibat adu argumen terkait ambang batas presiden (presidential threshold/PT) dalam Pemilu 2019. Namun, perdebatan itu tak terjadi tatap muka, melainkan lewat adu komentar via media sosial Twitter.
Semua itu bermula ketika Andi Arief menyindir sebuah berita dengan narasumber Mahfud MD. Dalam berita tersebut disebutkan Mahfud mengusulkan agar presidential threshold sebesar 20 persen ditinjau ulang.
"Dulu setuju, sadar belakangan. Pasti lagi Tremor ini," kicau Andi Arief di lewat akun Twitter pribadinya, pukul 06.35 WIB, seperti sitat cnnindonesia.com, Kamis (25/4/2019).
Dalam kicauan yang merujuk pada cuit judul berita tersebut, Andi tak menuliskan nama akun Twitter Mahfud MD. Selang sekitar 2,5 jam kemudian, Mahfud membalas di kicauan Andi.
"Hahaha, ente Dik. 2 tahun lalu, saat RUU Pemilu sedang dibahas saya sudah nulis di KOMPAS dengan terang benderang bahwa saya tak setuju threshold 20%. Saya juga menulis itu untuk makalah di Fraksi Golkar. Saya setujunya 3,5% (parpol yang sudah punya kursi di DPR). Baca-baca dulu, ya, dik. Pasti ente yang tremor," sindir Mahfud pada pukul 09.05 WIB.
Mahfud lalu mencuitkan dua tautan berita daring yang menunjukkan sikapnya soal presidential threshold pada 2017 silam.
"Heran juga saya pada @AndiArief__. Pendapat saya bahwa threshold Pilpres 20% itu tidak rasional sudah dikutip banyak media dan saya tulis sendiri sebagai artikel di harian KOMPAS. Dia masih bilang saya dulu setuju threshold 20%? Itu di cuitan tadi sudah saya lampirkan buktinya. Siapa yang tremor? Kasihan," kicau Mahfud pada pukul 09.22 WIB.
Mahfud pun menyinggung pernyataan-pernyataannya yang dikutip sejumlah media massa pada 1 Agustus 2017 silam ketika ada uji materi UU Pemilu di MK.
"Saya usul Threshhold Pilpres itu 3,5%, jangan 20%. Jauh sebelum itu saya juga banyak dikutip dan nulis bahwa yang rasional adalah 3,5%. Jadi, sejak dulu pun sy tak pernah setuju threshold 20% untuk Pilpres," tulis Mahfud pada pukul 09.37 WIB.
Menyikapi jawaban tersebut, sekitar pukul 10.20 WIB Andi membalas dengan menyatakan Mahfud MD sedang bermain aman melihat situasi terkini.
"Anda main aman prof. Lihat angin. Saat voting di parlemen anda enggak ngapa-ngapain. Lihat arah angin. Tapi itu kan sikap anda. Saya hargai," katanya.
Sebetulnya bukan hanya Andi Arief saja yang menyindir Mahfud soal Presidential Threshold. Rekan Andi, Wasekjen lainnya Demokrat Rachland Nashidik menyatakan lewat akun Twitternya, "Tak perlu jadi profesor lebih dulu untuk paham bahaya PT 20% dalam pemilu 2019."
RRN/CNNI