Rabu, 24 April 2019|13:37:01 WIB
Jakarta : PT Astra International Tbk enggan berkomentar terkait rumor penjualan saham di PT Bank Permata Tbk kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Manajemen hanya mengklaim akan berupaya yang terbaik untuk kepentingan seluruh stakeholder.
Direktur Astra International sekaligus Wakil Komisaris Utama Bank Permata Suparno Djasmin menjelaskan stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham dan nasabah. Ia juga merancang beberapa strategi yang menguntungkan bagi seluruh stakeholder.
"Saya tidak bisa berkomentar (akuisisi Bank Mandiri). Saya bisa bilang kami sedang mengkaji strategi yang ada dari waktu ke waktu, ya untuk melihat. Pokoknya, yang terbaik untuk stakeholder seperti apa," ujarnya, seperti sitat CNN Indonesia, Rabu (24/4/2019).
Manajemen berkomitmen untuk meningkatkan kinerja lini usaha keuangan yang berada di bawah bendera Astra International. Diketahui, selain Bank Permata, perusahaan juga memiliki perusahaan di bidang asuransi dan pembiayaan (multifinance).
"Secara keseluruhan, sangat optimis dan positif terhadap industri jasa keuangan Indonesia, kami akan lakukan segala macam upaya untuk terus semakin membesarkan," tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya juga bersikap sama dengan Suparno. Ia tutup mulut soal rumor pelepasan saham Astra International kepada Bank Mandiri.
"Saya tidak mau berkomentar soal itu, ini kan lagi ngomongin kuartal I 2019," ucap Lea.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan telah melakukan due diligence (proses uji tuntas) dengan seluruh pemegang saham Bank Permata awal April ini.
Ini artinya, perusahaan pelat merah tersebut melakukan due diligence dengan Standard Chartered Bank dan Astra International, di mana masing-masing pihak menggenggam 44,56 persen saham Bank Permata.
"Minggu ini kami mulai negosiasi, tetapi negosiasi kan masih bisa fifty-fifty (50:50). Kalau cocok harganya jalan, kalau tidak, ya tidak juga. Namanya negosiasi orang melakukan jual beli kan bisa cocok bisa tidak," papar Kartika.
Ia menuturkan Bank Mandiri telah melakukan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham dalam proses akuisisi. Meski demikian, pihaknya belum memperoleh izin resmi dari dua otoritas berwenang.
Kinerja Bank Permata
Lea memaparkan perusahaan membukukan kinerja cemerlang pada kuartal I 2019. Laba bersih perusahaan melonjak 131 persen menjadi Rp377 miliar.
Kenaikan itu seiring dengan penurunan kebutuhan biaya pencadangan kredit yang mencapai 71 persen menjadi hanya Rp133 miliar dari posisi kuartal I 2018 yang mencapai Rp465 miliar. Penurunan itu terjadi karena manajemen melakukan restrukturisasi dan menyelesaikan kredit bermasalah.
"Secara umum, portofolio kredit menunjukkan kualitas yang semakin sehat," imbuhnya.
Sementara, pendapatan bunga bersih naik tipis 2 persen menjadi Rp1,39 triliun. Kredit bruto perusahaan meningkat 4,7 persen menjadi Rp104,5 triliun dari Rp99,8 triliun.
"Ini distribusi dari segmen retail banking dan wholesale banking. Pertumbuhan kredit terus dilakukan secara selektif," tutur Lea.
Di tengah kenaikan kredit, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dan net membaik pada kuartal I 2019 masing-masing menjadi 3,8 persen dari 4,6 persen dan 1,6 persen dari 1,7 persen.
Ia menambahkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) ikut tumbuh 7 persen sejalan dengan kenaikan kredit bruto perusahaan. Kontribusinya berasal dari pertumbuhan giro sebesar 2 persen, tabungan 3 persen, dan deposito 11 persen.
RRN/CNNI