Komunitas Arsitek Muda Banyuwangi Bangga Bisa Kolaborasi dengan Arsitek Nasional
Festival Arsitektur Nusantara. Merdeka.com pic

Komunitas Arsitek Muda Banyuwangi Bangga Bisa Kolaborasi dengan Arsitek Nasional

Selasa, 12 Maret 2019|14:57:13 WIB




Radarriaunet.com: Komunitas Arsitek Muda Banyuwangi (AMB) merasa bangga bisa dilibatkan dalam ajang Festival Arsitektur Nusantara yang digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Selama lima hari, 11-15 Maret, generasi AMB berkolaborasi dengan Arsitek Indonesia (IAI), mengenalkan karya arsitektur melalui kegiatan pameran hingga diskusi.

Puluhan desain arsitektur lokal dan nasional tampak berjajar berdampingan di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Desain-desain arsitektur tersebut merupakan kolaborasi antara Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), PT Propan Raya, dan Arsitek Muda Banyuwangi (AMB).

"Kita sangat berterima kasih kepada bupati karena memberi kesempatan kita dengan perkembangan pembangunan di Banyuwangi karena tidak melupakan arsitektur kearifan lokal, dan arsitek asli Banyuwangi. Ini kesempatan langka bisa bertemu dengan arsitektur nasional, apalagi bisa satu frame dalam pameran ini," ujar anggota arsitek muda Banyuwangi, Nur Fahmi, seperti sitat Merdeka.com, Selasa (12/3/2019).


Dalam pameran, Fahmi menampilkan desain arsitektur modern kontemporer yang sedang dia kerjakan di rumah kebugaran Kecamatan Srono. Dia membuat desain memadukan material kuno balok balok kayu sebagai kisi-kisi dengan gaya modern saat ini.

"Saya bikin kamuflase tangga dengan kisi-kisi. Kisi-kisi untuk mempermudah angin dan cahaya masuk," kata pria lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini.

Dalam pameran tampak siswa-siswi yang tertarik untuk melihat karya desain para arsitek. "Ini dari kemarin ada 100 lebih siswa yang datang untuk melihat. Ditampilkan karya yang akan dan sedang dibangun di Banyuwangi," katanya.

Fahmi berharap, adanya Festival Arsitektur Nusantara bisa memikat banyak arsitek untuk datang dan turut menata kota Banyuwangi.

"Harapan kita semoga dengan adanya ini, arsitek lokal yang ada di luar daerah bisa bersama-sama mengembangkan Banyuwangi seperti di Surabaya yang sudah tertata," ujarnya.


Sebagai arsitek muda Banyuwangi, Fahmi ingin menyampaikan bahwa tata kota di Banyuwangi perlu diperkuat lagi identitas daerahnya, agar setiap orang yang datang bisa langsung merasakan ciri khas dari arsitekturnya.

"Penataan kota, dari utara ke selatan hanya satu poros, contoh dari Ketapang ke Rogojampi, kita ingin membenahi poros. Harapannya orang yang masuk dari utara atau selatan, sudah kerasa identitas bangunannya. Banyuwangi punya banyak ciri khas, ada gandrung, seblang, bangunan using, ingin memperbanyak itu," harapannya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Arsitektur Nusantara juga bakal dihadiri Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Festival tersebut merupakan contoh upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mendukung arsitektur lokal Nusantara.

"Di Banyuwangi, arsitektur adalah bagian penting dari pembangunan. Kami menitipkan arsitektur sebagai produk kebudayaan kepada kemajuan ekonomi yang sedang berlangsung," ujar Anas.


Puncak acara festival, akan dihadiri sejumlah arsitek kondang, seperti Andra Matin, Yori Antar, Budi Pradono, Jeffrey Budiman, Adi Purnomo, Denny Gondo, Achmad Noerzaman, dan masih banyak lagi.

Sebagian dari arsitek tersebut telah terlibat mengembangkan Banyuwangi dengan mendesain terminal bandara, lansekap destinasi wisata, hotel, ruang terbuka hijau, bangunan pemerintah, industri, hingga lembaga pendidikan dan kesehatan.

"Banyuwangi beruntung karena arsitek-arsitek papan atas yang karyanya sudah lintas negara mau ikut terlibat dalam pengembangan Banyuwangi, sebuah daerah yang tak diperhitungkan dan jauh dari pusat ekonomi nasional," papar Anas.


RRN/Merdeka.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE