RADARRIAUNET.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi lonjakan harga kebutuhan pokok akan terjadi menjelang puasa dan lebaran yang mulai masuk pada bulan ini. Untuk menstabilkan harga, Kepala BPS Suryamin menilai operasi pasar menjadi opsi terakhir yang bisa dilakukan pemerintah jika gagal menjaga kelancaran distribusi logistik.
"Perlu lebih ditekankan terhadap pengaturan dan alur distribusinya supaya lancar dan barang tetap ada di pasar, kalau tidak ada pengaturan ya silakan operasi pasar," ujar Suryamin di Operasi pasar, kata Suryamin, sebaiknya hanya untuk bahan pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat selama Ramadan, antara lain beras dan minyak goreng.
"Operasi pasar biasanya beras minyak goreng dan sebagainya, yang kebutuhan pokok aja. Beras yang punya bobot hampir 4 persen," katanya.
BPS melaporkan seluruh indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga dan memicu terjadinya inflasi sebesar 0,5 persen pada Mei 2015. Kelompok bahan makanan tercatat menjadi penyumbang terbesar inflasi bulan lalu, di mana rata-rata mengalami kenaikan harga sebesar 1,39 persen.
Suryamin menjelaskan kenaikan harga bahan pangan tertinggi terjadi pada komoditas cabai merah, yakni sebesar 22,2 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,1 persen. Kenaikan terjadi di 69 kota, di mana yang tertinggi terjadi di Medan sebesar 95 persen dan Aceh 94 persen.
"Pasokan cabai dari sentra produski sudah berkurang, ini yang menyebabkan cabai merah langka di sejumlah daerah. Tentunya ini saat yang bagus untuk menanam cabe terlebih sekarang jarang hujan." kata Suryamin.
Selain cabai merah BPS juga mencatat kenaikan beberapa harga bahan makanan pokok, antara lain daging ayam ras 5,09 persen, telur ayam ras 6,13 persen, bawang merah naik 6,19 persen, dan ikan segar 0,58 persen. Sementara harga beras tercatat turun sebesar 0,88 persen.
Suryamin menambahkan pemerintah harus bisa mengontrol harga-harga barang tidak hanya di kota besar, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia.
"Beras masih deflasi, kalau bisa dijaga deflasi lebih bagus lagi," tuturnya. (ags/fn)