Senin, 11 Maret 2019|15:07:52 WIB
Jakarta: Otoritas Penerbangan Sipil China mengeluarkan larangan bagi semua maskapai untuk menerbangkan pesawat Boeing 737 Max 8, untuk semua penerbangan domestik.
Larangan tersebut dikeluarkan menyusul insiden jatuhnya pesawat setipe yakni Ethiopian Airlines di ibu kota Addis Ababa, Minggu (10/3). Setelah sebelumnya kecelakaan pesawat jenis yang sama dengan Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Oktober 2018 lalu.
Larangan tersebut dikeluarkan pada Senin (11/3) pukul 09.00 waktu Beijing dan berlaku selama sembilan jam atau hingga pukul 18.00. Masalah keamanan pascakecelakaan Ethiopian Airlines menjadi alasan di balik larangan tersebut.
"Pengoperasian pesawat Boeing 7377 Max 8 akan kembali diberikan setelah kami mendapat penjelasan dari Otoritas Penerbangan Federal AS dan Boeing terkait keselamatan penerbangan," tulis otoritas China dalam keterangan resmi seperti sitat CNN Indonesia, Senin (11/3/2019).
China merupakan salah satu negara yang paling banyak penting bagi Boeing dengan seperlima dari pengiriman pesawat model 737 Max di seluruh dunia.
Hingga Januari 2019, Boeing tercatat telah mengirimkan 76 unit dari 104 pesanan tipe 737 Max ke sejumlah maskapai China. Boeing 737 Max 8 pertama kali dikirimkan untuk maskapai Air China pada Desember lalu.
Di samping itu, Boeing bermitra dengan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC) memiliki sebuah pabrik di timur Zhoushan untuk merampungkan interior pesawat 737 Max untuk memenuhi permintaan maskapai China. Boeing 737 Max sebelumnya dirakit di Renton, Washington, AS dan dibawa ke Zhoushan untuk tahap pengerjaan interior.
RRN/CNNI