Senin, 04 Maret 2019|15:51:17 WIB
RadarRiaunet.com: Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengakui bahwa pariwisata perbatasan (border tourism) RI masih terbilang rendah. Padahal, border tourism berpotensi untuk menggenjot penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata.
Menpar mengakui, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia saja, Indonesia masih tertinggal dalam hal border tourism tersebut.
"Eropa devisa negaranya besar. Itu karena program border tourismnya baik, karena Eropa sepertinya overland yaitu antar negara naik dengan mobil saja selesai," ujarnya di Menara BCA, seperti sitat Merdeka.com, Senin (4/3).
Sebenarnya, target pemerintah untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta orang di 2019 dapat dilakukan salah satunya dengan merealisasikan border tourism. Adapun pada tahun ini kemenpar akan fokus pada tiga program untuk mendatangkan wisman yaitu border tourism, tourism hub dan low cost terminal (lct).
"Contoh border tourism Bali, yang kedua Singapura akan kita jadikan tourism hub. Indonesia border tourismnya sangat kecil. Malaysia, Singapura, Prancis, Spanyol itu lakukan border tourism dengan baik," ujarnya.
Menurutnya, negara tetangga dinilai potensial untuk border tourism karena mereka nemiliki kedekatan secara geografis sehingga wisman pun lebih mudah, cepat, dan menjangkau mengunjungi destinasi dalam negeri.
"Orang masuk ke Indonesia 100 persen itu lewat airline. Maka airline penting perananya ke pariwisata," tandas dia.
RRN/Merdeka.com