Rabu, 27 Februari 2019|14:47:47 WIB
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan pemerintah tengah menyiapkan hight throughput sattelite (HTS) multi fungsi yang akan dinamakan Satelit Satria. Satelit yang telah disiapkan selama dua tahun ini rencananya akan meluncur pada 2022.
Peluncuran satelit Satria dilakukan karena kapasitas internet satelit yang saat ini dimiliki pemerintah masih belum cukup, meski sudah menyewa 60 persen kapasitas satelit Nusantara 1 milik Pasifik Satelit Nusantara (PSN).
"Bagus, tapi kapasitasnya tidak cukup. Makanya pemerintah akan luncurkan satelit sendiri nantinya," kata Rudiantara saat ditemui di Kantor Kominfo, seperti sitat CNN Indonesia, Rabu (27/2)
Menurutnya, satelit Satria ini akan memiliki kapasitas internet pita lebar bekecepatan tinggi dengan kapasitas besar, sehingga bisa digunakan untuk menyediakan jaringan internet merata di seluruh pelosok Indonesia.
"Kalau yang satelitnya pemerintah itu semuanya HTS sedangkan Nusantara 1 itu hanya sebagian kecil yang HTS sisanya masih satelit komunikasi," kata Rudiantara.
Lantaran diperkirakan peluncurannya masih akan dilakukan pada 2022-2023, maka saat ini pemerintah secara pro aktif menyewa kapasitas internet pita lebar dari satelit milik swasta.
Hal ini dilakukan agar pemerintah tidak perlu menunggu Satelit Satria mengorbit untuk menyediakan jaringan internet di seluruh pelosok Indonesia.
"Akhir 2022 satelitnya (Satria) sudah ada di slot tapi pemerintah tidak akan menunggu satelitnya ada di slot. Kami sewa kapasitas yang karakteristik satelitnya mirip dengan satelitnya milik pemerintah," ujar Rudiantara.
Rudiantara mengatakan Satelit Satria masih dalam tahap lelang tender. Ia berjanji akan mengumumkan pemenang tender pada kuartal pertama 2019.
"Akhir kuartal pertama kita akan tentukan siapa konsorsinya, ini sudah dua tahun disiapkan," tutur Rudiantara.
Akhir tahun lalu, Rudiantara menyebut bahwa mereka tengah menghitung berapa kapasitas yang akan dipasang untuk Satelit Satria. Menurutnya, saat ini kapasitas internet terbesar yang bisa dilayani oleh satelit sebesar 130 Gbps. "Kita masih menghitung," jelasnya saat ditemui beberapa waktu lalu (4/12/2017).
Satelit multifungsi ini akan memberikan sinyal broadband ke daerah terluar Indonesia yang tidak dapat diakses dengan kabel serat optik, khususnya di Kalimantan dan Papua.
Satelit ini akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik. Setidaknya ada 140 ribu titik yang tidak dapat akses internet lantaran tidak terjangkau oleh kabel tersebut.
RRN/CNNI